
KARAWANG – Sebanyak 12 Desa di Kabupaten Karawang sudah membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Kelompok ini dibentuk untuk menggali dan mengembangkan potensi wisata yang ada di desa-desa.
Kepala Bidang Destinasi Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud Karawang, Lusi Asela melalui Sub Koordinator Kelompok Sub Substansi Kelembagaan dan Pengembangan Kemitraan, Asep Supriadi menyebutkan, Karawang sebetulnya memiliki banyak potensi wisata, hanya saja belum terkelola secara maksimal sehingga popularitasnya jarang terdengar.
“Karawang itu memiliki potensi kekayaan, kita kumplit sebetulnya. Punya wisata religi, wisata alam, pantai, danau, bahkan tempat diving juga ada. Potensi kampung adat, UMKM, dan kearifan lokal lainnya itu banyak,” ujarnya saat diwawancarai tvberita pada Selasa, 10 Desember 2024.
Baca juga: Tiga Desa Potensi Wisata ala Banyusari Karawang, dari Kampung Pindang hingga Kampung Adat
Ia melanjutkan, saat ini Karawang memiliki 297 desa, yang menjadi tantangan adalah; dari ratusan desa di 12 kelurahan tersebut, baru ada belasan desa yang membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Dari situlah, pihaknya tergerak untuk membentuk Forum Percepatan Desa Wisata (Fordesta) agar potensi-potensi yang ada terdata, dan diketahui keberadaannya.
“Makanya kami Disparbud terus menggali potensi, menginventarisir potensi wisata yang ada di desa-desa, baik kearifan lokal, baik itu potensi alam yang mereka miliki,” paparnya.
Baca juga: Sopir Toko Bangunan di Karawang Dianiaya Sekelompok Pemuda Diduga Ormas
“Kalau Pokdarwis itu memang amanat dari kementerian, tapi kalau Fordesta ini adalah trobosan kami, baru di tahun 2024 ini,” lanjutnya.
Untuk menggali dan mengembangkan potensi wisata, pihaknya menggunakan metode bottom up (atau pendekatan dari bawah ke atas) kepada para kepala desa.
Dari pendekatan bottom-up ini, baru belasan desa yang terjaring dan termotivasi untuk membangun potensi wisata yang ada di desa.
Baca juga: Acep Jamhuri Ngaku Legawa Usai Kalah di Pilkada Karawang, tapi Belum Tertarik Gabung Parpol
“Kita pake pendekatan bottom-up karena ingin lihat desa mana saja yang serius untuk ngembangin destinasi wisata. Karena jika keinginannya muncul dari mereka, antusias pergerakannya akan lebih tinggi dibandingkan dengan kita yang mengajak. Untuk yang sudah terjaring ini, mereka kita dampingi dan terus kita dorong,” jelas Asep.