Beranda Headline Ekonomi Jabar Diprediksi Membaik, BI: Faktor Daya Beli

Ekonomi Jabar Diprediksi Membaik, BI: Faktor Daya Beli

BANDUNG, TVBERITA.CO.ID- Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Maret 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (Bl7DRR) sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

 

Keputusan tersebut konsisten dengan upaya memperkuat stabiIitas eksternal perekonomian, khususnya untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik.

Sementara kebijakan suku bunga dan nilai tukar tetap difokuskan pada stabilitas eksternal, Bank Indonesia menempuh kebijakanakebijakan Iain yang iebih akomodatif untuk mendorong permintaan domestik terkait strategi operasi moneter, kebijakan makroprudensial, akselerasi kebijakan pendalaman pasar keuangan dan memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung kegiatan ekonomi dan keuangan inklusif.

Koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait juga terus dipererat untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, khususnya dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan, serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ke depan, khususnya dalam mendorong permintaan domestik dan menjaga stabilitas eksternal dengan mendorong ekspor, pariwisata dan aliran modal asing.

“Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat triwulan l 2019 diperkirakan masih tetap solid pada kisaran 5,2% 5.6% (yoy),” ujar Kepala Perwakilan BI Jawa Barat Doni P Joewono di kantornya, Senin (25/3).

Kuatnya pertumbuhan ekonomi Jawa Barat masih ditopang oleh faktor internal khususnya permintaan domestik. Konsumsi Rumah Tangga (RT) masih menjadi penopang utama pertumbuhan, didorong oleh meningkatnya upah dan persiapan penyelengaraan Pemilu 2019.

Selain itu, komponen investasi juga diperkirakan akan meningkat pada triwulan I 2019 yang masih didorong oleh investasi bangunan, sejalan dengan terus berlanjutnya proyek infrastruktur pemerintah. Di sisi lain, ekspor diprakirakan melambat dipengaruhli oleh faktor eksternal terkait dengan pertumbuhan ekonomi dunia dan perdagangan dunia yang melemah serta tren harga komoditas yang cenderung menurun.(hms/kb)