Beranda Headline Dampak Kebiasaan Do Not Disturb pada Kesehatan Mental Gen Z

Dampak Kebiasaan Do Not Disturb pada Kesehatan Mental Gen Z

Do not Disturb
Foto: Istock

TVBERITA.CO.ID – Generasi Z, yang tumbuh di era digital, memiliki hubungan unik dengan teknologi. Salah satu tren yang kian populer adalah kebiasaan menyalakan fitur Do Not Disturb (DND) pada perangkat mereka. Mengapa hal ini terjadi, dan apa dampaknya terhadap kesehatan mental?

Alasan Menggunakan Fitur Do Not Disturb
  1. Mengurangi Distraksi: Gen Z sering merasa terganggu oleh notifikasi yang terus-menerus muncul, baik dari media sosial maupun aplikasi lainnya. Dengan mengaktifkan fitur DND, mereka bisa fokus pada pekerjaan atau kegiatan penting lainnya.
  2. Mengurangi Stres Digital: Paparan konstan terhadap notifikasi dapat menyebabkan stres, bahkan perasaan kewalahan. Fitur DND menjadi cara sederhana untuk memberikan ruang dan waktu bagi diri sendiri.
  3. Meningkatkan Kualitas Tidur: Banyak Gen Z menyalakan fitur ini pada malam hari untuk menghindari gangguan tidur akibat notifikasi atau panggilan yang masuk. Tidur yang cukup terbukti penting untuk menjaga keseimbangan emosional dan kesehatan mental.

Baca juga: Tips Menabung untuk Gen Z: Atasi Tekanan Generasi Sandwich

Pengaruh terhadap Kesehatan Mental

Meskipun fitur DND memiliki manfaat, seperti meningkatkan fokus dan memberikan waktu istirahat dari dunia digital, ada beberapa potensi risiko yang perlu diwaspadai:

  • Isolasi Sosial: Terlalu sering mengabaikan komunikasi bisa membuat Gen Z merasa terputus dari hubungan sosial, yang penting untuk kesejahteraan emosional.
  • Kecanduan Privasi: Beberapa orang mungkin mulai terlalu bergantung pada mode DND, sehingga sulit untuk beradaptasi dengan tuntutan komunikasi di kehidupan nyata.

Baca juga: Sedang Hits di Media Sosial: Ini Dia Arti ‘Jam Koma’ Bagi Gen Z

Kesimpulan

Fitur Do Not Disturb adalah alat yang membantu Gen Z menghadapi tekanan dunia digital. Namun, penting untuk menggunakannya secara bijak agar tidak merusak hubungan sosial atau menciptakan kebiasaan yang kontraproduktif. Pada akhirnya, keseimbangan antara kehidupan digital dan nyata menjadi kunci untuk menjaga kesehatan mental. (*)