TVBERITA.CO.ID – Pelecehan seksual tidak selalu berbentuk tindakan fisik yang mencolok. Beberapa bentuk pelecehan justru terjadi dalam situasi yang dianggap biasa oleh masyarakat, sehingga sering kali tidak disadari sebagai tindakan yang melanggar batas. Pemahaman mengenai bentuk pelecehan seksual ini penting untuk mencegah dampaknya terhadap korban.
Baca juga: Hemat Budget! Panduan Mendapatkan Tiket Pesawat dengan Harga Murah
Berikut adalah beberapa bentuk pelecehan seksual yang jarang disadari:
1. Komentar Seksual yang Tidak Pantas
Komentar yang bernuansa seksual, baik secara langsung maupun tersirat, sering kali dianggap sepele. Misalnya, komentar tentang bentuk tubuh atau penampilan seseorang yang membuat mereka tidak nyaman.
2. Catcalling
Catcalling, seperti bersiul, memanggil dengan suara yang bernada menggoda, atau memberikan komentar di jalanan, merupakan pelecehan yang sering dianggap normal. Padahal, tindakan ini dapat membuat seseorang merasa terancam.
3. Sentuhan Non-Konsensual
Menyentuh seseorang tanpa izin, meskipun dalam konteks yang terlihat ramah, seperti memegang bahu atau pinggang, juga termasuk pelecehan seksual.
4. Pelecehan di Dunia Digital
Mengirim pesan berisi konten seksual, gambar tidak senonoh, atau komentar tidak pantas melalui media sosial atau aplikasi pesan instan adalah bentuk pelecehan yang semakin marak.
5. Tatapan yang Mengintimidasi
Tatapan yang terlalu lama atau berlebihan, terutama yang bernuansa seksual, dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman atau terganggu.
Pelecehan memiliki dampak psikologis yang signifikan, seperti rasa cemas, depresi, hingga trauma. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk lebih peka terhadap tindakan mereka serta memperhatikan batasan orang lain.
Baca juga: Langsung Minum Kopi Setelah Bangun Tidur, Baik atau Buruk?
Meningkatkan kesadaran akan bentuk pelecehan seksual yang jarang disadari adalah langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua orang. Jika menjadi korban atau menyaksikan pelecehan, laporkan kepada pihak berwenang untuk tindakan lebih lanjut. (*)
