Beranda Headline Mengungkap Sejarah dan Tradisi Black Friday

Mengungkap Sejarah dan Tradisi Black Friday

Black Friday
Foto: Istock

TVBERITA.CO.ID – Black Friday adalah istilah yang merujuk pada hari setelah perayaan Thanksgiving di Amerika Serikat, biasanya jatuh pada hari Jumat keempat bulan November. Hari ini dikenal sebagai salah satu momen belanja terbesar di dunia, di mana toko-toko menawarkan diskon besar-besaran dan konsumen memanfaatkannya untuk membeli berbagai kebutuhan dengan harga murah. Namun, tahukah Anda bagaimana istilah ini muncul dan apa maknanya?

Baca juga: Musim Hujan Tiba, Ini Perlengkapan Penting yang Harus Dibawa

Sejarah Black Friday
Black Friday
Foto: Istock

Istilah ini pertama kali muncul pada 1960-an di Philadelphia, AS. Kala itu, polisi setempat menggunakan istilah ini untuk menggambarkan kemacetan parah dan keramaian di jalanan akibat banyaknya orang yang berbelanja menjelang pertandingan sepak bola pada akhir pekan setelah Thanksgiving.

Kemudian, pada era 1980-an, makna Black Friday berubah menjadi lebih positif. Para pebisnis menggunakan istilah ini untuk menggambarkan momen di mana mereka mulai mencatat keuntungan atau laba dalam buku keuangan mereka, yang ditandai dengan tinta hitam (mengacu pada keuntungan), berbeda dengan tinta merah yang menunjukkan kerugian.

Seiring waktu, Black Friday berkembang menjadi tradisi belanja global. Banyak toko menawarkan diskon besar-besaran, baik di gerai fisik maupun secara daring, menjadikannya momen penting bagi pelaku usaha dan konsumen.

Tradisi dan Dampaknya

Black Friday kini menjadi hari belanja yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Bahkan, beberapa negara di luar AS telah mengadopsi tradisi ini, seperti Inggris, Kanada, dan Indonesia. Namun, antusiasme yang tinggi sering kali menimbulkan kekacauan, seperti antrean panjang, kerumunan besar, hingga insiden saling berebut barang.

Baca juga: Jangan Penasaran, Missed Call Ini Bisa Merugikan Anda

Selain dampak ekonomi, Black Friday juga mengundang kritik terkait budaya konsumtif dan dampak lingkungan akibat lonjakan produksi dan pembelian barang. Meski begitu, tradisi ini tetap menjadi momen yang sangat populer bagi konsumen dan pedagang. (*)