
Wakil Sekretaris PCNU Karawang, Ahmad Nahrowi, menilai kabar keretakan bupati dan sekda sebagai isu yang tidak berkualitas dan cenderung provokatif
KARAWANG – Isu mengenai keretakan hubungan antara Bupati Karawang H. Aep Syaepulloh dan Sekda Karawang H. Asep Aang Rahmatullah menjadi sorotan publik, terlebih pemerintahan Bupati Aep-Maslani baru memasuki 100 hari kerja.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Sekretaris PCNU Karawang, Ahmad Nahrowi, menilai kabar tersebut sebagai isu yang tidak berkualitas dan cenderung provokatif.
“Saya kira tidak ada indikasi sedikit pun tentang keretakan antara Bupati Karawang dan Sekda Karawang. Justru saya melihat keduanya tetap berada dalam satu barisan dan satu kesatuan dalam menjalankan amanah masyarakat demi mewujudkan Karawang yang lebih maju,” ujar Nahrowi, Selasa (27/5/2025).
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Klaim Limit JHT, Saldo Rp 15 Juta Bisa Dicairkan lewat Aplikasi JMO
Nahrowi menegaskan bahwa Sekda Karawang, H. Asep Aang Rahmatullah, merupakan sosok profesional dan berkualitas dalam membantu Bupati Karawang sebagai penerima mandat rakyat untuk menjalankan roda pemerintahan lima tahun ke depan.
Menurutnya, sinergitas antara keduanya tetap terjaga, terutama dalam menjalankan program prioritas selama 100 hari kerja pemerintahan yang fokus pada pelayanan publik, pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, dan infrastruktur.
“Isu itu hanya digelindingkan oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan kekompakan dan sinergitas antara Bupati Karawang dan Sekda Karawang. Isu tersebut tidak berdasar dan bernuansa provokatif,” tegasnya.
Nahrowi juga menepis isu tersebut dengan fakta bahwa Bupati Karawang dan Sekda Karawang baru-baru ini tampil bersama saat menerima penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari pemerintah pusat, menandakan hubungan kerja yang solid.
Terkait belum adanya rotasi dan mutasi jabatan, Nahrowi menyebut hal itu sebagai bentuk kehati-hatian dari keduanya dalam memilih aparatur yang memiliki kinerja baik, integritas tinggi, dan mampu sejalan dengan visi dan misi Bupati.
“Dalam tradisi fiqh dikenal istilah ikhtiyath atau kehati-hatian. Ini bagian dari komitmen memilih orang-orang yang tepat untuk lima tahun ke depan,” jelasnya.
Baca juga: Usaha Kuliner di Purwakarta Diduga Tak Kantongi Laik Higienis, Pemkab dan DPRD Bobok Manis
Nahrowi menutup pernyataannya dengan mengutip bait Alfiyah yang menekankan pentingnya kebersamaan, sembari mengingatkan bahwa selama tetap bergandengan tangan, setiap tantangan bisa dihadapi.
“Pak Bupati selalu menyampaikan pentingnya kebersamaan dan sinergitas dalam mewujudkan Karawang yang lebih baik. Selama itu terjaga, tidak akan mudah goyah,” pungkasnya. (*)







