Beranda Headline Soal Jabatan Kosong, Pengamat: Kan Kita Tahu Kerja Cellica Memang Lambat

Soal Jabatan Kosong, Pengamat: Kan Kita Tahu Kerja Cellica Memang Lambat

KARAWANG, TVBERITA.CO.ID – Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berdasarkan peraturan pemerintah merupakan Pengguna Anggaran (PA) di OPD yang dipimpinnya, lalu jika posisi kepala OPD ini dibiarkan kosong, kemudian pertanyaannya siapa pengguna anggarannya.

Tentunya ini akan menghambat banyak program kerja yang pastinya program- program kerja ini merupakan bagian dari pelayanan kepada masyarakat.

Dan pertanyaannya kemudian , Kalau jabatan ini tetap saja dibiarkan kosong, bagaimana kemudian anggaran OPD ini dapat di kerjakan sesuai program.

Pengamat Politik dan Pemerintahan Asep Agustian pun turut angkat bicara, kaitan belum juga terlaksananya proses mutasi dan rotasi di lingkup pemerintahan daerah Kabupaten Karawang.

Ia menilai kekosongan jabatan, khususnya jabatan Kepala Dinas ini memang seolah seperti sengaja dibiarkan berlarut- larut oleh Bupati sendiri.

Mengapa demikian, Pasalnya kata Asep, kinerja Bupati Karawang Cellica Nurrachadianna sejak dulu memang begitu, lambat .

“Cellica mah dari dulu juga memang begitu, lambat dalam bertindak, tapi kalau urusan goyang mah paling depan,” katanya miris.

Asep pun heran bagaimana Bupati bisa membiarkan banyak jabatan kosong terus menerus, dan mem Plt – kan jabatan Kepala Dinas PUPR kepada Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang (Sekda). Sementara posisi jabatan Sekda saja sudah menguras banyak energi dan pemikiran.

Lalu pelayanan seperti apa yang akan diberikan kepada masyarakat jika di internal pemerintahannya saja dibiarkan seperti itu.

“Kata Cellica pasti bisa, tapi aturan boleh tidak ?,” kata Asep.

Asep menambahkan, Seharusnya Baperjakat terus memberitahukan kepada Bupati bahwa masih banyak jabatan- jabatan kosong yang belum terisi yang tentunya akan menghambat kepada pelayanan masyarakat.

“Jangan dibiarkan, ingatkan dong, jangan karena itu adalah hak preogratif bupati, terus gimana bupati ,gitu ? terus kalau nyebur, nyebur semua,” ujarnya miris.

“Jangan kemudian Bupati ini kalau disoal kapan akan dilaksanakan mutasi dan rotasi, bupati hanya bisa menjawab, ” nanti ya,” “istikarah dulu ya”, ” saya on the track kok”, on the track apanya ?, yang mana ?,”timpalnya lagi.

Asep pun mengaku heran, Kenapa sih proses mutasi dan rotasi ini harus dilambat – lambatkan.

Jika kemudian di rumorkan kekosongan jabatan ini untuk harga tawar atau hadiah- hadiah Pilkada, Menurut Asep, silahkan saja jika ingin celaka.

“Dulu saja ada orang yang sudah ngukur baju tapi kagak jadi !!, berartikan memang kayak begitu, karena apa yang dijanjikannya itu tidak pernah ditepati,” sindirnya. (nna/dhi)