Beranda News BUTTMKP Bahas Biosensor dan Perlindungan Hayati

BUTTMKP Bahas Biosensor dan Perlindungan Hayati

TVBERITA.CO.ID – Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP) menyelenggarakan seminar daring One Day Dissemination dengan tema “Biosensor dan Perlindungan Keanekaragaman Hayati”.

Dalam diskusi interaktif tersebut, ribuan orang menyimak kembali paparan para narasumber yang disiarkan ulang di media sosial facebook.

“Seminar yang diikuti oleh lebih dari 400 peserta ini diharapkan memberi manfaat, menambah jejaring kerja dan persahabatan, serta menambah pemahaman mengenai biosensor, dan penerapannya di Karantina Pertanian,” ungkap Kepala BUTTMKP Wawan Sutian

Sebelumnya, Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama, dan Informasi Perkarantinaan, Junaidi, menyambut baik seminar daring ini. Junaidi menyebut sumber daya alam Indonesia perlu dijaga dan dilindungi dan salah satu peran karantina adalah mencegah masuknya penyakit ke wilayah Indonesia.

“Pemeriksaan visual secara kasat mata belum tentu dapat mencegah penyakit Karantina, untuk itu diperlukan alat biosensor untuk mempermudah tugas Karantina,” ungkap Junaidi

Agus Sunanto, Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani kemudian menambahkan, alat biosensor sangat diperlukan oleh petugas karantina di lapangan. Hal ini tersebab kesulitan yang ditemui jika hanya mengandalkan mata dan indra petugas. Pernyataan Agus itu pula diperkuat oleh Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati M. Adnan.

“Permintaan ekspor produk pertanian yang meningkat, membutuhkan alat yang dapat membantu petugas secara cepat untuk membantu kelancaran ekspor,” tegas M. Adnan.

Dalam seminar daring ini, Arifin Tasrif dari Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor, Prof Taufik dari Universitas Halu Uleo, dan Rida Hudaya dari Politeknik Negeri Bandung Arifin menjelaskan biosensor, transduser, dan alat pembaca biosensor. Secara prinsip, alat ini dapat dibuat dan dapat digunakan untuk membantu kerja petugas di lapangan.

Prof Taufik dari Universitas Halu Uleo menuturkan bahwa salah satu prinsip biosensor adalah penggunaan deteksi thermal.

“Perbedaan suhu pada tanaman dapat membantu prediksi hasil dan kualitas panen dari komoditas tertentu,” ungkap Prof Taufik.

“Biosensor menerapkan pendekatan multidisiplin dalam fisika, kimia, biologi, dan ilmu keteknikan dalam kedokteran, teknik dan industri,” jelasnya. (ais/fzy)