PURWAKARTA – Sejumlah ibu rumah tangga di Desa Sukajaya, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta kini bisa bernapas lega. Mereka berhasil terbebas dari jeratan pinjaman bank emok, rentenir, hingga pinjaman online (pinjol), berkat dukungan Pemerintah Desa Sukajaya melalui pembentukan dan pembinaan kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Salah satu anggota kelompok UMKM, Edah, mengaku dulunya sempat terjebak dalam lingkaran utang dari bank emok. Namun, setelah bergabung dengan kelompok UMKM, ia kini mampu mandiri secara ekonomi dengan memproduksi aneka camilan seperti keripik pisang dan peyek.
“Saya sempat terjerat bank emok, tapi setelah ikut kelompok UMKM dan dibina, alhamdulillah saya bisa lepas. Sekarang saya fokus bikin keripik pisang,” ujar Edah saat ditemui detikJabar, Kamis (24/4/2025), sambil menggoreng keripik di dapur produksinya.
Baca juga: Unsika Ditunjuk Jadi Salah Satu Tempat UTBK 2025, Fasilitasi 11.306 Peserta
Dalam sepekan, kelompok UMKM yang diikutinya mampu mengolah hingga 50 kilogram pisang menjadi camilan. Produk-produk tersebut dipasarkan ke warung sekitar, pasar tradisional, dan juga dijajakan di rest area Tol Cipularang.
“Kita titip di warung-warung sekitar, pasar, dan ada juga yang ditampilkan di rest area tol Cipularang. Alhamdulillah, hasilnya membantu kebutuhan rumah tangga,” tambah Edah.
Kepala Desa Sukajaya, Nirwan Hermawan, menjelaskan bahwa pengembangan UMKM ini merupakan bagian dari implementasi instruksi Gubernur Jawa Barat untuk memutus mata rantai ketergantungan masyarakat terhadap bank emok dan rentenir. Pemerintah desa memberikan bantuan modal usaha serta pelatihan kewirausahaan agar para ibu rumah tangga dapat mandiri.
“Sekarang ibu-ibu di Sukajaya sudah tidak bergantung pada bank emok. Mereka sudah punya penghasilan sendiri dari usaha UMKM, seperti produksi keripik pisang dan peyek,” ujar Nirwan.
Baca juga: Kakak Adik di Karawang Tewas Terlindas Truk saat Berangkat Sekolah
Ia menambahkan, saat ini terdapat sebelas kelompok UMKM aktif yang dikelola oleh ibu rumah tangga dan pemuda desa. Bidang usaha yang dikembangkan pun beragam, mulai dari kuliner, kerajinan wayang golek, hingga budidaya ikan.
“Kita sudah bentuk sebelas kelompok UMKM, semuanya dikelola warga desa sendiri. Harapannya, ini jadi jalan kemandirian ekonomi warga,” pungkasnya. (*)