KARAWANG – Jambore Pramuka Dunia 2023 di Saemangeum, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan (Korsel) menuai sorotan lantaran dilanda cuaca panas ekstrem.
Dikabarkan, para peserta dari 158 negara atau sekitar 43.000 anak Pramuka harus berhadapan dengan cuaca panas dan kelembaban (tanah) yang tinggi.
Pembina Pramuka SMP IT Mentari Ilmu Karawang, Guntur Septiana sebagai perwakilan dari kontingen Republik Indonesia (RI) juga mengkonfirmasi bahwa kondisi cuaca disana mencapai sekitar 35°C.
Baca juga: Stasiun Kereta Cepat di Karawang Dibangun Tanpa Akses Jalan Utama, Erick Thohir: Kita Hold
“Betul kondisi cuaca di sini panas, kalau di suhu kurang lebih 35 derajat tetapi memang merasa seperti 40 derajat,” ungkapnya pada Senin, (7/8).
Meskipun begitu, ia menyampaikan bahwa seluruh peserta dari kontingen Indonesia, khususnya Karawang dalam keadaan aman. Hanya ada beberapa peserta yang terkena sakit ringan.
Baca juga: Pramuka Karawang Kirim 6 Peserta Ikuti Jambore Dunia di Korsel
“Seluruh kontingen Indonesia alhamdulilah tidak bermasalah. Ada beberapa yang sakit namun tidak terlalu urgent, sakitnya pusing, batuk, pilek dan tidak menggangu aktivitas,” ujar Guntur.
Guntur menjelaskan, dalam mengatasi cuaca panas yang ekstrim Pemerintah Korea Selatan sudah mengantisipasi dengan memberikan fasilitas seperti bus AC, kipas portabel hingga payung.
Baca juga: Mulai 2024, Pengusaha Kos-kosan di Karawang Bebas Pajak
Ia berkeyakinan seluruh perwakilan dari kontingen Indonesia baik panitia, pembina hingga peserta tidak bermasalah dengan cuaca ekstrim yang sedang melanda Korea Selatan.
“Alhamdulillah semua sehat sampai sekarang dari pihak CNJ maupun kuartir nasional juga terus memantau kondisi anak-anak melalui unit leader dan kami pun melaporkan kondisi ke group,” jelasnya.
“Insyaallah semua kontingen Indonesia tidak ada masalah dengan cuaca di sini,” pungkasnya. (*)