TVBERITA.CO.ID – Swedia mengumumkan akan menjadikan seks jadi kompetisi olahraga. Negara tersebut juga akan mengadakan kejuaraan seks Eropa pertama di Gothenburg pada 8 Juni 2023 mendatang.
Dilansir dari Hindustan Times, Senin (5/6/2023), kompetisi itu akan berlangsung di bawah bimbingan Federasi Seks Swedia dan akan berlangsung selama enam minggu.
Ini akan melibatkan peserta dalam aktivitas seksual, termasuk rayuan, seks oral, penetrasi, daya tahan, pijat tubuh, pemanasan, menjelajahi zona erotis, dan banyak lagi.
Baca juga: Jarum Demokrasi Nilai Pendidikan Politik untuk Masyarakat Kunci Keberhasilan Pemilu 2024
Para kontestan di kejuaraan seks Eropa ini akan berkompetisi dalam waktu enam jam setiap hari, dengan pertandingan individu berlangsung selama 45 hingga 60 menit, menurut beberapa laporan. Pada pendaftaran awal, 20 orang dari berbagai negara akan berpartisipasi dalam kompetisi ini.
Sementara panel yang terdiri dari tiga juri akan menentukan pemenang kejuaraan, penonton juga akan memengaruhi keputusan kompetisi seks ini. Mereka akan dinilai dari beberapa aspek aktivitas seksual.
Keputusan akhir akan bergantung pada beberapa faktor, seperti chemistry antara pasangan, pengetahuan tentang seks, tingkat daya tahan tubuh, dll.
Kabarnya, pasangan dengan pengetahuan ‘Kamasutra’, akan menerima poin bonus. Selain itu, kejuaraan ini untuk keberagaman dan telah mendorong orang-orang dari berbagai orientasi seksual untuk berpartisipasi.
Baca juga: Dilanda Krisis Ekonomi, Pemerintah Pakistan Harus Rela Jadi Pasien IMF
Penyelenggara percaya bahwa orientasi seksual dapat memainkan peran penting dalam kompetisi dan mempengaruhi hasil pertandingan.
“Penggabungan orientasi seksual sebagai bagian dari taktik olahraga akan menjadi terobosan perkembangan di antara negara-negara Eropa,” kata ketua Federasi Seks Swedia,Dragan Bratych.
Dia menambahkan, “Sama seperti olahraga lainnya, mencapai hasil yang diinginkan dalam seks membutuhkan pelatihan. Oleh karena itu, masuk akal bagi orang untuk mulai berkompetisi di bidang ini juga.” Menurut Bratych, mengakui seks sebagai olahraga tidak bisa dihindari. (*)