
“Investor tidak masalah dengan itu,” tegasnya.
Dia meyakini proyek ini merupakan kolaborasi strategis antara negara pemilik sumber daya (Indonesia) dan negara dengan teknologi serta pasar (Tiongkok lewat CATL).
“Kita punya nikel, kobalt, mangan—tinggal lithium. Teknologi memang belum kita kuasai penuh, maka kita gandeng CATL sebagai pemain global,” tambahnya. (*)