TVBERITA.CO.ID – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, hujan di tahun 2024 ini berbeda dengan tahun sebelumnya.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyampaikan tanggapannya terkait banyak wilayah Indonesia yang dilanda bencana hidrometeorologi. Hal ini, kata dia, disebabkan karena adanya perbedaan musim hujan.
Baca juga: Rampung Jalani Pelatihan, 51 Instruktur Hipnosis Dikukuhkan
Menurutnya, musim hujan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena Indonesia tengah mengalami La Nina Lemah. La Nina sendiri adalah fenomena iklim global yang akibat anomali suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya.
“Tahun lalu yang terjadi adalah El Nino dan bersifat kering, sementara tahun ini adalah La Nina Lemah. Hal inilah yang menjadi booster pertumbuhan awan-awan hujan sehingga intensitas dan volume hujan meningkat. Bagi Indonesia, fenomena ini menyebabkan peningkatan curah hujan di hampir sebagian besar wilayah yang berkisar 20 – 40 persen,” ungkap Dwikorita dikutip dari siaran pers di laman resmi BMKG pada Rabu, 25 Desember 2024.
Situasi lainnya, lanjut dia, karena terletak di antara dua benua dan dua samudra, saat ini Indonesia juga tengah dikepung oleh bibit siklon yang mengakibatkan angin kencang, gelombang tinggi, dan cuaca ekstrem.
Selain itu, dinamika atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan potensi Cold Surge (seruakan udara dingin) yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia, juga diproyeksikan aktif selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Baca juga: Nataru 2025: Kendaraan di Karawang Dilarang Gunakan Klakson Telolet, Ketahuan Langsung Dicabut
“Saat ini Indonesia sendiri tengah berada di puncak musim penghujan. Kondisi ini ditambah La Nina serta kombinasi aktif Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, gelombang Kelvin, serta konvektif lokal di wilayah barat, selatan dan tengah Indonesia memperkuat dinamika atmosfer yang mendukung terjadinya hujan lebat di berbagai daerah,” paparnya.
Untuk itu, sejak Bulan November lalu BMKG terus mengeluarkan peringatan dini terkait potensi bencana hidrometeorologi.
Selain mengimbau masyarakat di wilayah rawan bencana, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan instansi terkait serta pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan akan potensi bencana hidrometeorologi yang bisa datang sewaktu-waktu. (*)