TVBERITA.CO.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bagi pemudik untuk lebih waspada terhadap cuaca ekstrem yang dapat mengganggu kelancaran perjalanan.
Puncak arus mudik Lebaran 2025 diprediksi terjadi pada H-3 atau 28 Maret 2025 dengan jumlah pergerakan masyarakat mencapai 12,1 juta orang jika kebijakan Work From Anywhere (WFA) diterapkan.
Dengan tingginya volume perjalanan, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menegaskan pentingnya kesiapan pemudik dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu.
Baca juga: Pemkab Karawang Sebut Data Aset Sudah 90 Persen, Mahasiswa Bantah: Banyak yang Bermasalah
Sebab berdasarkan hasil pemantauan BMKG, dalam periode 10–14 Maret 2025, hujan lebat hingga ekstrem terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Curah hujan tertinggi tercatat di Padang Pariaman, Sumatra Barat (210,0 mm) pada 12 Maret 2025. Selain itu, Kepahiang, Bengkulu, mengalami curah hujan 153,0 mm, dan beberapa wilayah di Jawa Barat mencatat curah hujan di atas 100 mm selama beberapa hari berturut-turut. Kondisi ini meningkatkan risiko banjir, tanah longsor, dan genangan air, yang dapat berdampak pada perjalanan darat, laut dan udara.
“Cuaca merupakan salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi keselamatan perjalanan mudik. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini sebelum berangkat, terutama bagi mereka yang menggunakan kendaraan pribadi. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima, periksa tekanan ban, fungsi lampu, serta kesiapan peralatan darurat seperti ban cadangan dan alat komunikasi.”
“Jika hujan lebat terjadi, sebaiknya menunda perjalanan dan mencari tempat berlindung yang aman. Jangan memaksakan perjalanan dalam kondisi cuaca buruk,” ujar Dwikorita dikutip dari siaran pers disitus resmi BMKG pada Senin, 17 Maret 2025.