Beranda Headline Saat Piala Dunia U20 Diwarnai Gimik Politik, Niat Untung Malah Buntung

Saat Piala Dunia U20 Diwarnai Gimik Politik, Niat Untung Malah Buntung

Gimik politik Piala Dunia U20
Foto: katadata.co.id.

JAKARTA – Masifnya gimik politik penolakan kepesertaan Timnas Israel berujung dibatalkannya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20.

FIFA memang tak menyebutkan detail alasan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah ajang olahraga internasional itu. Namun, pembatalan tersebut berbarengan dengan masifnya penolakan kepesertaan Timnas Israel di Piala Dunia U20.

Ramai-ramai kepala daerah, partai politik, hingga organisasi masyarakat (ormas) lantang menyuarakan penolakan. Sebutlah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), hingga Persaudaraan Alumni 212.

Namun, dari sejumlah pihak yang menolak kepesertaan Timnas Israel, sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Bali I Wayan Koster, dan PDI Perjuangan yang paling disorot.

Politis?

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menduga, ada pihak-pihak yang mencoba bermain politik dalam rencana penyelenggaraan Piala Dunia U20. Upaya ini ditempuh demi keuntungan politik pribadi.

“Jika kemarin Presiden Jokowi menyatakan bahwa olahraga tidak boleh dikaitkan dengan politik, itu adalah sikap yang naif. Jelas ada yang hendak bermain politik,” kata Umam melansir Kompas.com, Sabtu (1/4/2023).

Sayangnya, keputusan FIFA tak sesuai harapan dan agenda politik pihak tersebut. Sehingga, bukannya mendulang keuntungan, mereka yang sempat menyuarakan penolakan kepesertaan Timnas Israel justru kini jadi sasaran kemarahan publik.

Baca juga: RESMI: Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023, Bisa Terancam Sanksi

“Sepertinya ini keteledoran berjamaah, asyik bermain-main gimik, hingga tidak mampu mengantisipasi dan menjalankan proses diplomasi untuk meyakinkan FIFA atas aspirasi dalam negeri Indonesia,” ujar Umam.

Gimik politik Piala Dunia U20
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dinilai jadi salah satu penyebab dibatalkannya Piala Dunia U20. (Foto/istimewa)

Ganjar Pranowo dan Wayan Koster misalnya, dinilai tidak paham konteks dan lebih memilih bermain gimik menolak kepesertaan Timnas Israel.

Menurut Umam, Ganjar seolah ingin mencitrakan diri sebagai loyalis PDI-P yang mengamalkan ajaran Soekarnoisme. Orang nomor satu di Jawa Tengah itu seakan hendak menunjukkan dirinya peduli pada perjuangan dan isu kemanusiaan Palestina.

Harapannya, Piala Dunia U-20 tetap berjalan di Indonesia, lantas Israel dikeluarkan dari kepesertaan dari Piala Dunia U-20 2023.

Namun, keputusan FIFA justru berbeda dan tak sesuai ekspektasi mereka, Indonesia dicopot dari tuan rumah Piala Dunia U20.

“Bukan hanya mencoreng dan menampar wajah pemerintahan Jokowi, pilihan sikap Ganjar justru berpeluang dicap sebagai pemimpin gimik yang tidak paham konteks strategis dari kebijakan pemerintah Jokowi itu sendiri,” kata Umam.

Kendati demikian, Umam tak yakin Presiden Jokowi bakal menyentil Ganjar ataupun Koster yang kini jadi bulan-bulanan warganet.

Sebab, menurutnya, bisa jadi penolakan tersebut bukan merupakan sikap pribadi Ganjar maupun Koster, melainkan agenda besar partai yang menaungi mereka, PDI-P.

“Jika demikian, kecil kemungkinan Jokowi akan menghukum Ganjar karena manuver itu akan dianggap sebagai gimik yang sejatinya strategi politik semata,” kata Umam.

Menurut Umam, tak menutup kemungkinan sikap Ganjar dan Koster itu bagian dari agenda politik besar yang dioperasikan oleh elite partai banteng.

Mungkin saja, PDI-P ingin memanfaatkan momentum ini untuk menepis tudingan bahwa pemerintah dan partai pengusungnya pro-Israel.

Sebaliknya, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut hendak menunjukkan loyalitasnya terhadap nilai-nilai Soekarnoisme yang antikolonial.

Dengan demikian, manuver ini diharapkan bisa membangkitkan sentimen positif terhadap elektoral PDI-P, terutama dari segmen pemilih muslim dan nasionalis.

“Artinya, Jokowi sudah paham strategi itu, namun ada miskalkulasi terkait sikap dan keputusan FIFA (membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20),” ujar Umam.

Namun, bagaimanapun, Umam menduga, elektabilitas Ganjar sebagai sosok yang digadang-gadang menjadi capres terkuat bakal tergerus imbas persoalan ini.

Sebab, oleh publik, orang nomor satu di Jawa Tengah itu dianggap menjadi salah satu penyebab batalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U20 2023.

“Mencermati respons kemarahan netizen terhadap Ganjar pasca kegagalan Piala Dunia U20 ini, ada kemungkinan elektabilitas Ganjar terkoreksi atau mengalami penurunan, terutama dari segmen kelompok pemilih muda dan penggemar sepak bola nasional,” kata Umam.

“Untuk itu, Ganjar harus berpikir keras mencari langkah mitigasi untuk menemukan solusi guna mengantisipasi masalah ini,” tutup dosen Universitas Paramadina itu.

Bantah

Ganjar sendiri telah angkat bicara terkait pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 oleh FIFA. Orang nomor satu di Jawa Tenga itu mengaku kecewa.

“Yo kecewalah, wong kita sudah menyiapkan sejak awal, kok,” kata Ganjar, Kamis (30/3/2023).

Baca juga: FIFA Coret Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Erick Thohir: Kita Harus Tunduk

Ditanya mengenai warganet yang kini menyerangnya di media sosial karena dianggap jadi salah satu penyebab batalnya penyelenggaraan Piala Dunia U20 di Indonesia, Ganjar tak menyoal. Menurutnya, ini merupakan risiko sebuah keputusan.

“Selalu sih, itu risiko sebuah keputusan. Kalau boleh, seranglah Ganjar, jangan serang istri saya, jangan serang anak saya,” ujarnya.

Sementara, I Wayan Koster menilai, dicabutnya status tuan rumah Indonesia pada Piala Dunia U20 merupakan momentum untuk membangun iklim sepak bola RI di atas keamanan, kemanusiaan, dan perdamaian.

Meski sempat menolak Timnas Israel, Koster mengaku tak berharap Indonesia dicoret sebagai tuan rumah. Justru, ia kini meminta FIFA mencoret Timnas Israel supaya tidak berlaga di gelaran olahraga tersebut.

“Sama sikapnya ketika mencoret Tim Rusia dalam kejuaraan FIFA tahun 2022 di Qatar,” tuturnya.

Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto pun membela Ganjar dan Koster. Menurut Hasto, atas kejadian ini rakyat bisa melihat bahwa kader PDI-P kokoh berdiri pada sikapnya.

“Karena dalam konteks memilih calon pemimpin anggota legislatif, menteri, presiden, wakil presiden pasti rakyat ingin pemimpin yang kokoh,” kata Hasto di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (30/3/2023).

“Pemimpin yang tidak berdiri di atas pasir yang mudah tergerus oleh ombak, tapi pemimpin yang kokoh,” lanjutnya.

Menurut Hasto, partainya menyayangkan dan bersedih atas keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20. Katanya, PDI-P tak pernah menginginkan itu.

Namun demikian, dia membantah bahwa sikap PDI-P tersebut berkaitan dengan agenda politik, apalagi kepentingan elektoral.

“Bahwa sikap PDI Perjuangan tidak terkait dengan politik elektoral,” katanya. (*)