Beranda Headline 3 Ribuan Guru Honorer Karawang Masih Antre Diangkat Jadi ASN PPPK

3 Ribuan Guru Honorer Karawang Masih Antre Diangkat Jadi ASN PPPK

honorer karawang antre pppk
Ilustrasi guru honorer. (Istimewa)

KARAWANG – Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang mengungkapkan, masih ada 3.623 guru honorer atau non aparatur sipil negara (ASN) yang antre jadi ASN PPPK.

Karenanya, pemerintah daerah terus berupaya agar antrean ini bisa diserap secara bertahap sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Kepala Seksi Guru dan Tenaga Kependidikan, Mulyana Surya Atmaja menyampaikan, di tahun 2023 ini pendaftaran PPPK formasi guru tahun 2023 akan segera di buka September mendatang. Pada pendaftaran kali ini pihaknya menargetkan 1.802 PPPK formasi guru.

Baca juga: Guru PPPK 2022 Ngeluh Tamsil Dua Bulan Tak Cair, Disdikpora Karawang Jelaskan Begini

“Jadi hari ini kita kumpulkan berbagai unsur dari PGPAI, PHK2I, PGP3N, PGRI dan lain-lain. Target kita awalnya cuma 556 tapi didesak oleh DPRD dan dibantu BPKAD dari segi pembiayaan menjadi 1.082, yang tadinya usulannya 1.177,” ujarnya kepada tvberita.co.id pada Rabu, (21/6).

Ia memaparkan, berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), telah ada sebanyak 544.292 atau 43,7 persen guru yang telah lulus menjadi ASN PPPK.

“Di Jawa Barat, kelulusannya berjumlah 67.934 dengan sisa kebutuhan 121.754. kemudian di Karawang sendiri sisa kebutuhannya sekarang 3.623 lagi,” paparnya.

Baca juga: Resmi Terima SK, 491 PPPK Nakes di Karawang Diminta Ubah Citra Negatif ASN Lamban

Ia melanjutkan, sisa kebutuhan tersebut akan diselesaikan secara bertahap disesuaikan dengan anggaran dan data yang dinamis.

Kemudian, target ditahun selanjutnya Disdikpora Karawang akan mengusulkan sebanyak 500 formasi guru.

“Data setiap harinya dinamis dan berubah terus, formasi itu bisa terbuka lagi juga karena kan ada yang pensiun, meninggal, mengundurkan diri dan mutasi. Targetnya bertahap, kalaupun perlu 3.623 guru itu enggak langsung karena kita perlu perhatian bahwa kebutuhannya enggak melulu guru,” tutupnya. (*)