Beranda Headline Anak-anak di Karawang Ikut Demonstrasi, Psikolog Khawatir Jadi Contoh Buruk

Anak-anak di Karawang Ikut Demonstrasi, Psikolog Khawatir Jadi Contoh Buruk

Demonstrasi karawang libatkan anak-anak
Aksi demonstrasi besar di depan Gedung DPRD Karawang pada Selasa (2/9/2025) bukan hanya diwarnai teriakan aspirasi, tapi juga melibatkan anak-anak.

KARAWANG – Aksi demonstrasi besar di depan Gedung DPRD Karawang pada Selasa (2/9/2025) bukan hanya diwarnai teriakan aspirasi, tapi juga melibatkan anak-anak dan remaja di bawah umur. Fenomena ini memicu keprihatinan soal perlindungan generasi muda dalam ruang demokrasi.

Psikolog Nuram menilai, anak-anak seharusnya punya ruang aman untuk tumbuh dan berkembang, bukan terseret dalam situasi chaos seperti demonstrasi.

“Anak-anak belum bisa memilah benar-salah. Tugas orang dewasa lah yang harus memberi arahan, mana yang baik dilakukan dan mana yang tidak,” kata Nuram saat ditemui wartawan.

Baca juga: Dukung Program Presiden Prabowo, BUMDes Sindangsari Hasilkan 8 Ton Telur per Bulan

Menurutnya, kemampuan kognitif anak dan remaja masih terbatas pada meniru. Jika terbiasa mendengar cacian atau melihat kekerasan, mereka berpotensi menirukan hal tersebut.

“Dengan mudahnya mereka mengulang kata-kata kasar atau tindakan agresif tanpa bisa mengkaji baik-buruknya,” jelasnya.

Nuram menambahkan, situasi demonstrasi juga rawan membahayakan fisik anak-anak. “Tenaga mereka tidak sebesar orang dewasa. Kalau lari pun tidak akan secepat demonstran dewasa. Risiko terjebak di situasi berbahaya sangat tinggi,” ujarnya.

Baca juga: Polisi Kawal Ketat, Demo di DPRD Karawang Berakhir Aman dan Tertib

Dalam psikologi, tahapan tumbuh kembang anak terbagi tiga: bayi (1-3 tahun), anak awal (3-6 tahun), anak tengah (6-12 tahun), lalu remaja awal hingga remaja akhir yang baru tuntas di usia 21 tahun.

“Mahasiswa pun masih tergolong remaja akhir. Kemampuan kognitifnya belum selesai berkembang,” imbuhnya.

Karena itu, ia menekankan pentingnya selektivitas koordinator lapangan dalam aksi massa. “Anak-anak di bawah umur seharusnya tidak dilibatkan. Mereka pun seringkali belum paham isu yang disuarakan,” tegasnya.