KARAWANG – Meningkatnya angka HIV/AIDS di Kabupaten Karawang menimbulkan keprihatinan dari berbagai pihak. DPPKB (Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) dan Dinas Kesehatan Karawang diminta serius menangani penularan HIV/AIDS.
Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Karawang, Aep Saepuloh saat mengomentari tingginya angka penularan HIV/AIDS di Karawang.
Menurutnya, tingginya penularan HIV/AIDS akibat gaya hidup bebas yang tidak terkontrol.
Baca juga: Kasus HIV/AIDS di Karawang Terus Meningkat, Begini Penjelasan IDI
Karenanya, Aep meminta DPPKB dan Dinkes Karawang lebih gencar mensosialisasikan pencegahan dan bahaya HIV/AIDS ke masyarakat, utamanya kalangan remaja pra nikah.
“Dinas KB dan Dinkes harus me-mapping dan menginformasikan kepada masyarakat terkait penanggulangan HIV/AIDS,” ucap Aep, Selasa (6/9/2022).
Penderita HIV/AIDS, kata dia, harus dilakukan pendekatan preventif agar memahami pentingnya hidup sehat dan jangan sampai malah menularkan ke yang lain.
Ia juga mengingatkan antara DPPKB, Dinkes dan KPA (Komisi Penanggulangan Aids) Karawang bisa bersinergis terkait penyajian data dan penanganannya.
“KPA ini kan hanya sebagai pendamping, tapi leading sektornya ada di kita. Trend penularan hari ini kan bukan hanya Karawang, di Bekasi juga sama. Mudah-mudahan bisa terselesaikan,” jelasnya.
Baca juga: Duh, 2.052 Warga Karawang Idap HIV/AIDS, Didominasi Kaum Gay
Berita sebelumnya, prilaku penyuka sesama jenis atau homoseksual ternyata menjadi pemicu paling tinggi kasus HIV/AIDS di Kabupaten Karawang.
Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Karawang mencatat, sejak 1992 hingga Juni 2022 terdapat 2.052 kasus HIV/AIDS. Rata-rata penderitanya masih di usia produktif kisaran 20 – 29 tahun.
Dari 2.052 kasus, angka kematian yang disebabkan HIV/AIDS mencapai 289 orang.
“Setiap tahun angka HIV semakin meningkat, dari Januari sampai Juni 2022 saja ada 157 kasus. Sementara sepanjang 2021 kemarin terdapat 244 kasus,” ungkap staf KPA Karawang, Yana Haryana saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (31/8).