Beranda Regional Bangunan SD Ambruk, Pemda Karawang Andalkan Dana CSR

Bangunan SD Ambruk, Pemda Karawang Andalkan Dana CSR

KARAWANG, TVBERITA.CO.ID- Ambruknya bangunan SDN Malangsari II beberapa hari kemarin, menjadi perhatian banyak pihak. Tak terkecuali Wakil Bupati Karawang, Jimmy Ahmad Zamkhsyari yang langsung meninjau sekolah tersebut.

Namun, Pemda Karawang mengaku tidak mempunyai dana untuk melakukan pembangunan sekolah tersebut. Pemda mengandalkan Bank Jabar Banten (BJB) Karawang untuk membiayai rehab berat pembangunan 4 lokal gedung SDN Malangsari II di Kecamatan Pedes yang ambruk Rabu (13/12/2017) lalu.

“Untuk tahun ini Pemda tidak bisa mengeluarkan dana untuk kembali membangun sekolah ini, makanya sengaja kami membawa pihak BJB yang bersedia membantu pembangunan sekolah ini,” kata Jimmy, Senin (18/12).

Anggaran tersebut menurutnya akan dikeluarkan dari Corporate Social Responsibility (CSR) Program Saham BJB. Dia menjelaskan, SDN Malangsari 2 ini tidak masuk anggaran pemerintah daerah tahun 2018, anggaran Pemkab tahun depan hanya diperuntukan SDN Malangsari 1 dan 3. Meski begitu, Jimmy tetap akan berupaya agar sekolah ini berdiri lagi dengan meminta bantuan dari anggaran CSR BJB.

“Kami meminta BJB, pada bulan ini bisa melakukan pembangunan, paling telat di Januari 2018 pembangunan sudah dilaksanakan,” ujarnya.

Sementara Manajer BJB Karawang, Fahmi, saat meninjau SDN Malangsari 2 bersama Wakil Bupati Karawang, H. Ahmad Zamakhsyari, mengatakan pihak BJB hanya meminta persetujuan dari bupati dan wakil bupati untuk bisa mencairkan dana CSR tersebut. Tetapi saat ini menurutnya saat ini dana CSR BJB hanya tersisa sekitar 500 jutaan, sehingga pihaknya tinggal menunggu pengajuan dari tim CSR saja untuk selanjutnya diajukan ke kantor pusat.

“Kalau tidak salah masih tersisa alokasi CSR untuk pemegam saham Rp 500 juta lagi, Pemda sebagai pemegang saham tinggal mengajukan saja, ” katanya.

Sementara Kepala SDN Malangsari 2, Suharto menjelaskan, bangunan yang terdiri dari 4 lokal itu terakhir dibangun tahun 1983. Kemudian dilakukan rehab ringan pada tahun 2013 yang dilaksanakan oleh rekanan bukan swakelola pihak sekolah. Selanjutnya 1 lokal ruang kelas dan 1 ruang gudang ambruk yang kondisinya reyot itu ambruk atapnya, atap yang ambruk itu menarik seluruh atap ruang sebelahnya, sehingga yang ambruk menjadi dua lokal. Sedangkan, dua lokal lagi yang berdiri utuh, tetapi kondisi atapnya terlihat tidak kokoh.

“Ruang yang atapnya ambruk ini semula ruang kantor, kemudian tidak dipakai dan dijadikan gudang. Memang waktu perbaikan tahun 2013 lalu, kontruksinya banyak yang tidak sesuai,” pungkasnya.(yay/ds/ris)