Beranda Bekasi Pentingnya Outing Class Diterapkan Untuk Semua Perguruan Tinggi di Kota Bekasi

Pentingnya Outing Class Diterapkan Untuk Semua Perguruan Tinggi di Kota Bekasi

KOTA BEKASI, TVBERITA.CO.ID – Outing class merupakan metode pembelajaran yang dilakukan pendidik/mahasiswa diluar ruangan atau kelas, bertujuan membekali keterampilan dan kemampuan dasar tertentu sebagai sarana menumbuhkan kreativitas. Selain itu outing class merupakan metode belajar yang menyenangkan, mengajarkan untuk lebih mengenal lingkungan sekitar, dan juga menghilangkan kejenuhan suasana belajar didalam kelas.

Hal tersebut disampaikan praktisi dan pebisnis kuliner yang sukses Asep Suandi yang menjadi narasumber diacara Outing Class mahasiswa Jurusan bisnis Institut Stiami Kampus Kota Bekasi. Outing Class dapat dilakukan disemua mata pelajaran. Karena selama proses pembelajaran antara guru dan peserta didik dapat lebih membangun “kedekatan”, lebih fresh, dinamis, dan tentunya menyenangkan. Sehingga materi yang diajarkan tetap fokus pada tujuan dan hasilnya sangat baik.

“Outing class ini, sangat bagus dan berpotensi, karena semua program dari tingkat dasar sekarang dicoba belajarnya sukses. Diperguruan tingginya alangkah baiknya Outing Class dilakukan, dan antusiasnya mahasiswa pun pasti senang, karena tidak semata-mata mahahaiswa belajar harus konsentrasi ke Dosen saja,” ungkap Asep Suandi saat bincang dengan Tvberita, diacara Outing Class E- Commerce Institut Stiami Kampus Kota Bekasi, bertempat di Rumah Makan Lesehan Karasa, Margahayu, Bekasi Timur.

Menurut pria yang saat ini dipercaya menjadi Ketua Yayasan Bani Saleh Bekasi, Outing class dapat dilakukan disemua mata pelajaran kuliah. Karena selama proses pembelajaran antara dosen dan mahasisa dapat lebih membangun “kedekatan”, lebih fresh, dinamis dan tentunya menyenangkan. Sehingga materi yang diajarkan tetap fokus pada tujuan sesuai mata kuliahnya ,dan hasilnya akan sangat baik.

“Kalau belajar diluar kelas, mahasiswa ini bisa melihat keadaan bisnis diluar seperti apa ? dan keadaan lainnya , jadi mahasiswa lebih semangat belajarnya, namun tetap diarahkan untuk konsentari ke kuliah bisnisnya, seperti yang dilakukan mahasiswa Institut Stiami Kampus Kota bekasi ini, Jadi hidup nuansa kuliahnya ada inovasi baru,” beber Asep yang sudah banyak merasakan asam manisnya terjun di dunia bisnis kuliner makanan sunda yang kini sudah sukses memiliki 4 cabang restoran khas sunda.

Hal tersebut ditambahkan salah satu praktisi, narasumber yang skaligus pebisnis muda sukses, Imam Pasuwaryantoro, bahwa Outing Class ini bisa dilakukan terus menerus tetap dilanjutkan oleh semua perguruan tingga di Kota Bekasi agar suasana perkuliahan mahasiswa jurusan bisnis bisa mempelajari dari pebisnis-pebisnis yang sudah sukses.

“Seperti saat ini saya coba berbisnis online mengembangkan bisnis melalui aplikasi nyayur.id, kita mengelola hasil pertanian dari Jawa Tengah dari mulai menyuplai cabe, beras, semua pertanian dan perkebunan kita kelola, kita satukan jadi sisi system. Bagaimana masyarakat bisa membeli hasil pertnian dari satu system aplikasi, dan itu hasil bisnisnya luar biasa,” kata Imam yang saat ini tercatat aktif sebagai anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bekasi Raya.

Menurutnya, sejak menjalani bisnis pertanian melalui online, jadi tau harga kebutuhan hasil pertanian, seperti contohnya, kenapa beras di Bekasi dan di Bandung berbeda? karena tidak ada yang memanagemen.

“Yang pertama harus dilakukan para calon-calon pebisnis, khususnya bagi mahaiswa Institut Stiami jurusan bisnis adalah etitut dan etika berbisnis nomer satu. Kita mau pintar dan memiliki nilai IPK bagus, tetapi kalau tidak punya etitut bisnis, kita akan terdepak dan akan habis pada waktunya ,” jelas Imam lagi.

Kedua baru silaturahmi dan membangun jaringan sebanyak-banyaknya. Dan ketiga, para calon pebisnis mahaiswa ini harus tau arah bisnisnya kemana.

“Maka dari itu, dengan adanya Outing Class ini bisa memunculkan para pemuda dalam mempersiapkan demografi 2020-2030. Bonus demografi ini suatu potensi yang bisa kita godok dan kelola menjadi satu ,kekuatan Indonesia di masa depan, melihat anak-anak muda diluar kampus sudah menjalankan bisnis onlinenya yang sukses.” bebernya.

Ketua Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Bekasi Raya, Wawan Hermawansyah juga melihat sejak jadi dosen tahun 2000, mahaiswa terjebak didalam proses pembelajaran yang tidak balance, otomatis mahaiswa diberikan suasana belajar yang monoton di dalam kelas.

“Sehingga saya memiliki gagasan dan melihara ini harus ada keseimbangan antara kuliah dalam teori dengan dunia kuliah nyata. Jadi mahasiswa itu jangan diberikan masukan-masukan oleh dosennya seolah ilmu dewa dan melangit,” cetus Wawan yang juga aktif Dosen Institut STIAMI Kampus Kota Bekasi.

Sehingga kata Wawan, didalam 14 kali pertemuan kuliah, dirinya yang membawa nama ADI Bekasi Raya, menginginkan baik dipertengahan atau di akhir , mahasiswa itu diajak kuliah di luar kelas sesuai materai kuliahnya seperti jurusan bisnis, maka pertemukan mahasiswa dengan praktisi-praktisi yang sukses dilapangan maupun yang gagal.

“Kalau pengusaha yang sukses itu sudah umum, namun pengusaha yang gagal itu tidak akan dilirik sama orang, padahal yang gagal itu banyak sekali ilmunya, jadi ,mahasiswa Stiami Bekasi banyak belajar dari yang gagal itu. Knapa dia usahanya gagal ? knapa bisa gulur tikar ? padahal dulunya sangat jaya, dan mahasiswa itu jangan alergi diskusi dengan pengusaha yang gagal. (ais/dhi)