Beranda Bekasi Tawarkan Kecepatan, BPR Jajaki Kolaborasi dengan Financial Technology

Tawarkan Kecepatan, BPR Jajaki Kolaborasi dengan Financial Technology

KOTA BEKASI, TVBERITA.CO.ID- Dunia Industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam empat tahun terakhir rata-rata tumbuh diangka dua digit setiap tahunnya. Kisarannya 12 hingga 14 persen.

Hal ini diungkapkan Ricardo Simatupang, Ketua Asosiasi Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) DKI Jakarta dan sekitarnya. Pertumbuhan mencakup pada kemampuan BPR menghimpun dana tabungan termasuk deposito dan perkreditan.

“Sebenarnya pertumbuhan itu masih dibawah target yakni 15 hingga 16 persen setiap tahun, ecara total aset tumbuhnya segitu. Bahkan dalam satu hingga dua tahun terakhir, ada penurunan pertumbuhan, 11 bahkan 10 persen,” ujar Ricardo, di sela-sela Peringatan Hari BPR-BPRS Nasional di Kota Bekasi saat dikonfirmasi tim media Berita group.

Menurutnya, Penurunan pertumbuhan ini terjadi sebagai dampak perkembangan teknologi. Ada juga karena pola dan kebutuhan masyarakat yang juga berubah. Masyarakat cenderung ingin yang instan atau cepat, dengan memanfaatkan Financial Technology (Fintech). Itu mempengaruhi juga,

“Tapi sekarang, masyarakat justru banyak yang kembali ke pola konvensional. Karena bunga BPR itu tidak ada yang satu persen satu hari. Fintech itu menawarkan kecepatan, tapi juga ada bahayanya,” tambahnya.

Meski masyarakat kini banyak yang kembali beralih ke cara-cara konvensional, namun perkembangan teknologi harus tetap disikapi secara arif. Tidak menutup kemungkinan, kedepan industri BPR juga akan berkolaborasi dengan Fintech.

“Kalau kita tidak mau ikut perkembangan zaman, kita akan semakin ditinggalkan. Kita saat ini masih menjajaki kemungkinan untuk kerjasama dengan Fintech, salah satunya dengan Amarta,”beber Ricardo.

Agar kolaborasi bisa berjalan mulus, kata Ricardo,Perbarindo kini masih mengurus sejumlah perizinan. Sebab, untuk kerjasama dengan Fintech diperlukan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Kita perlu izin dari OJK, karena ini ada kaitannya pada pembatasan kegiatan usaha berdasarkan modal inti. Dan, kerjasama dengan Fintech itu juga harus masuk Rencana Bisnis Bank (RBB),” terangnya.

Di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) saat ini ada 177 Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bila digabung dengan BPR Syariah jumlahnya bisa mencapai 200 an. Satu BPR nasbahnya kisaran antara seribu hingga 95 ribu.

“Itu relatif tergantung besar dan kecilnya BPR. Masing-masing BPR punya unggulan untuk menarik minat nasabah, ada BPR Pundi, BPR Perdana dan ada juga BPR Kawan. Mereka menawarkan hadiah yang di undi pada periode tertentu,” jelas Ricardo menutup perbincangan.(ais/ris)