PURWAKARTA, TVBERITA.CO.ID- Adi Septiawan (17) warga Gang Nusa Indah IV RT 04/01 Kelurahan Nagri Kaler Purwakarta sejak tiga tahun lalu harus putus sekolah akibat sering bermain di Warung Internet atau Warnet.
Ia diketahui lebih memilih menghabiskan waktu di Warnet setiap hari dan tidak sampai ke sekolah sejak kelas 1 SMP. Hal ini dijelaskan oleh Wawan (43), orang tua Adi dihadapan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang meninjau rumah mereka di kawasan tersebut hari ini, Sabtu (2/12).
Kedatangan Dedi sendiri dalam rangka menindaklanjuti laporan salah seorang Guru yang menyebutkan di daerah tersebut terdapat sebuah rumah yang tidak layak huni. Setelah dipastikan, rumah tersebut milik Wawan yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh di toko bangunan sekitar rumahnya.
Berdasarkan keterangan Wawan, dirinya terpaksa harus menjadi tulang punggung keluarga sekaligus mengurus ketiga anaknya. Hal ini karena, sang istri telah lama meninggalkan rumah akibat penyakit gangguan jiwa yang dideritanya. Alhasil, ia tidak memiliki kontrol penuh terhadap anak-anak.
“Ya, kondisinya seperti ini, Ibu mereka pergi gak tahu kemana karena gangguan jiwa. Anak pertama sudah tidak sekolah, padahal sering saya suruh, tapi kata temannya gak pernah nyampe ke sekolah malah main di Warnet. Anak kedua dan ketiga masih sekolah,” jelas Wawan.
Untuk mengisi waktu sehari-hari, kini Adi bekerja membantu saudaranya yang memiliki lapak jualan daging di Pasar Ki Sunda tak jauh dari rumahnya. Mendengar itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kemudian menawarkan modal usaha mandiri untuk Adi dengan syarat di tahun ajaran baru mendatang, dia harus melanjutkan sekolah.
“Mau jualan atau mau lanjut sekolah. Saya kasih modal mau gak? Kenapa gak lanjut sekolah? SD dan SMP di Purwakarta mah kan gratis,” kata Dedi pada Adi.
Adi tampak diam menanggapi tawaran dari Dedi, setelah ditanya kembali, sambil mengangguk, ia menyatakan menerima tawaran modal usaha dengan syarat yang diajukan oleh Bupati Purwakarta dua periode itu.
“Nah begitu, harus mau. Sekolahnya harus rajin, harus rajin bantu bapak juga,” tegas Dedi.
Selain Adi, Wawan juga memiliki anak bungsu bernama Ari Gustiawan (9). Anak yang duduk di Kelas 2 SDN 7 Nageri Kaler inilah yang diketahui menangis saat dimintai sumbangan beras perelek setiap hari Kamis sebanyak satu gelas oleh gurunya, Neng Nurjanah Ramdani. Kondisi Ari berikut rumahnya sudah ia ceritakan melalui akun facebook miliknya.
Karena berada dalam kondisi ekonomi tidak mampu, keluarga Ari mendapatkan bantuan dari murid-murid SD tersebut sebanyak setengah karung beras dalam setiap minggunya.
“Iya Alhamdulillah, artinya Program Beras Welas Asih sudah berjalan. Saya juga terima kasih kepada Ibu Guru, saya jadi tahu kondisi keluarga Pak Wawan,” pungkas Dedi.
Sementara itu, rumah milik Wawan juga diperbaiki melalui Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni dari Pemerintah Kabupaten Purwakarta.(trg/ris)