Beranda Headline Cerita Peminta Sumbangan Masjid di Jalan Karawang: Tahu Ada Larangan, tapi Nunggu...

Cerita Peminta Sumbangan Masjid di Jalan Karawang: Tahu Ada Larangan, tapi Nunggu Instruksi Desa

Sumbangan masjid di jalan karawang
Para peminta sumbangan masjid di Jalan Raya Telagasari, Karawang.

KARAWANG – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menerbitkan surat edaran (SE) larangan permintaan sumbangan, termasuk untuk sarana ibadah atau masjid di jalan. Sehari setelahnya, praktik ini masih ditemui di Karawang, Jabar.

Pantauan di lokasi, Selasa (15/4), aktivitas penggalangan dana pembangunan masjid masih terlihat di Jalan Raya Syech Quro Desa Telagasari, Kecamatan Telagasari, Karawang.

Ada tiga orang yang berjaga di lokasi itu. Masing-masing dari mereka nampak memegang jaring penampung uang dan duduk di bangku plastik.

Baca juga: Siloam Hospitals Group Raih 5 Penghargaan Internasional di Healthcare Asia Awards 2025

Nampak pula spanduk pemberitahuan pembangunan masjid. Spanduk itu terlihat lusuh dan robek.

“Mohon do’a restu sedang melaksanakan pembangunan/renovasi Masjid Jami Mifathus Sa’adah,” bunyi tulisan di spanduk tersebut.

Nunggu instruksi pemerintah desa
Sumbangan masjid di jalan karawang
Para peminta sumbangan masjid di Jalan Raya Telagasari, Karawang.

Salah satu pengumpul dana masjid di lokasi itu, Yuyun Yunani (40), mengaku sempat mendengar larangan dari Dedi Mulyadi untuk tidak memungut sumbangan di jalan.

Alhasil dia dan dua rekannya sempat ragu apakah akan tetap menggalang dana atau tidak.

“Sempet ragu sih, lanjutin jariyah jangan. Tapi kita mah nunggu instruksi dari desa aja deh. Kalau disuruh setop yaudah gak lanjut. Soalnya sekarang belum ada omongan apa-apa,” kata dia.

Baca juga: Satlantas Karawang Buka Kembali 70 Titik U-Turn yang Ditutup Selama Mudik Lebaran

“Cuma kalau berhenti kan mestinya ada solusi, kayak bisa gak kita kirim proposal ke pak Dedi atau kayak gimana gitu, biar pembangunan tetep lanjut,” tuturnya.

Dia menyebut praktik ini terhitung sudah tiga tahun berjalan. Dari dana yang dikumpulkan, digunakan secara bertahap untuk merenovasi masjid menjadi dua lantai. “Mau dibikin dua tingkat, biar cukup pas salat lebaran,” kata dia.

Dalam sehari, kata dia, uang yang terkumpul rata-rata Rp 250 ribu. “Misal dapet Rp 250 ribu nanti ke masjid Rp 150 ribu, sisanya dibagi tiga,” ucap Yuyun.

Pemotor memaklumi

Salah satu pemotor, Riston Rewendi, mengaku cukup memaklumi aktivitas tersebut meski kadang membuat arus kendaraan tersendat.

Baca juga: Dokter Kandungan di Garut Diduga Lecehkan Pasien, Kasusnya Viral di Medsos

“Sedikit terganggu sih kalau lagi macet, tapi maklum lah biar ada jalan buat sedekah, bagi rezeki,” kata dia.

Dia berpandangan kegiatan pengumpulan dana ini sudah menjadi kebiasaan warga Indonesia yang lekat dengan tradisi gotong royong.

Terlebih sebagai warga yang beragama non muslim, ia mengaku tak jarang sering memberikan uang ketika ada rezeki lebih.

“Budaya kita kan gotong royong jadi gak heran juga kalau sering ada minta-minta di jalan kayak begitu. Gak mandang Islam atau enggak yang penting niatnya berbagi,” tutupnya. (*)