Beranda Regional Cianjur Daerah dengan Indeks Risiko Bencana Tertinggi di Indonesia

Cianjur Daerah dengan Indeks Risiko Bencana Tertinggi di Indonesia

CIANJUR, TVBERITA.CO.ID- KABUPATEN Cianjur menjadi daerah dengan indeks risiko bencana tertinggi di Indonesia. Kondisi itu, tak terlepas semua potensi bencana terdapat di wilayah berjuluk Tatar Santri itu.

Sekretaris Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Sugeng Supriyanto, mengatakan, berdasarkan hasil kajian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kabupaten Cianjur terdapat sembilan potensi bencana.

“Potensi bencana di Kabupaten Cianjur, nomor satu di Indonesia. Sebab, berdasarkan hasil kajian BMKG terdapat sembilan potensi bencana di Cianjur, di antaranya tsunami, gunung berapi, tanah longsor, banjir, pergerakan tanah, puting beliung, dan kekeringan,” kata Sugeng, saat ditemui wartawan, Rabu (14/3/2018).

Menjadi daerah dengan indeks risiko tertinggi, tutur Sugeng, bukan suatu kembanggan. Pemkab Cianjur justru harus lebih meningkatkan kewaspadaan dengan berbagai potensi kebencanaan tersebut.

“Kondisi ini menjadi perhatian kami, untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terkait kebencanaan yang dapat terjadi di wilayah Cianjur,” tuturnya.

BPBD telah membuat rencana kontijensi dengan melibatkan semua unsur organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya, termasuk TNI, Polri, dan ormas. “Pada Desember lalu kami pernah mengadakan simulasi yang namanya rencana kontijensi. Jadi, semua elemen terkait terlibat untuk menanggulangi potensi kebencanaan. Kami terus siaga,” ujarnya.

Dari sisi keberpihakan APBD, lanjut Sugeng, Pemkab Cianjur sudah menyiapkan dana siap pakai. Dana tersebut sewaktu-waktu bisa digunakan ketika terjadi bencana dalam skala besar.

“Sifatnya on call. Dana itu ada di pemda. Kalau terjadi (bencana), bisa langsung digunakan dengan dasar surat pernyataan dari bupati. Besaran nilainya tergantung kebutuhan dan melihat kerusakan infrastruktur. Makanya di BPBD terdapat bidang rekonstruksi dan rehabilitasi untuk menghitung nilai infrastruktur yang rusak berat, sedang, dan ringan,” tandasnya.

Sementara itu, Camat Cikalongkulon Nunung Rahmat, menyebutkan sedikitnya enam desa di wilayahnya termasuk rawan bencana pergerakan tanah, tanah longsor, dan banjir. Keenam desa itu yakni Mekarmulya, Mekarsari, Mekarjaya, Kamurang, Cigunungheang, dan Ciramagirang.

“Sekarang di Desa Ciramagirang terjadi pergerakan tanah. Ada sekitar 20 rumah yang temboknya sudah retak-retak,” ucap Nunung.Namun Nunung memastikan kondisi saat ini di wilayah yang dilanda pergerakan tanah masih relatif aman. Pasalnya, warga yang rumahnya retak-retak masih menempati kediaman mereka.

“Belum ada penanganan karena belum membahayakan. Rumah mereka masih ditempati warga. Tapi kami selalu imbau tetap siaga. Kita juga kerja sama dengan TKSK (Tim Kesejahteraan Sosial Kecamatan). Mereka selalu siap,” pungkasnya. (KB*)