PURWAKARTA, TVBERITA.CO.ID- Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi masih memilih fokus untuk melakukan konsolidasi internal Partai Golkar. Sebagaimana diketahui, partai berlambang pohon beringin tersebut baru saja selesai menyelenggarakan Munaslub.
Tampuk kepemimpinan partai pun beralih dari Setya Novanto ke Ketua Umum yang baru yakni Airlangga Hartarto. Perubahan kepemimpinan ini menurut Dedi, harus digunakan secara baik untuk melakukan penataan internal partai di berbagai sektor. Terlebih, penataan tersebut merupakan salah satu program yang ditetapkan oleh Ketua Umum baru dalam kepengurusan yang baru pula.
“Kami belum bisa komentar lebih lanjut soal Pilgub. Karena, masih fokus di internal partai pasca Munaslub,” kata Dedi di Kota Tasikmalaya, Sabtu (23/12).
Kerja sosial, lanjut Dedi, menjadi fokus lanjutan setelah konsolidasi internal dilakukan. Menurut Dedi, demikian itulah makna langkah politik sesungguhnya, tidak melulu berbicara tentang kekuasaan apalagi sekedar pengaturan posisi calon Gubernur atau calon Wakil Gubernur.
“Jangan hanya fokus politik dan kekuasaan. Ini yang saya tekankan selama ini kepada kader Golkar di Jawa Barat, politik itu kerja sosial. Evaluasi harus terus dilakukan, sudahkah kita dekat dengan masyarakat atau belum?,” katanya.
Setelah itu, barulah dirinya dan institusi Partai Golkar akan fokus dalam Pilgub Jawa Barat 2018. Langkah pertama yang segera ia lakukan adalah membangun mitra koalisi terlebih dahulu baru kemudian menetapkan posisi calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur. Hal ini kata Dedi, dilakukan agar masyarakat tidak disajikan drama yang menguras energi.
“Jadi, sebelum diumumkan ke publik, harus dimatangkan dulu di internal koalisi. Jadi tidak dibuat dramatisasi. Makanya fokus Golkar adalah membangun mitra koalisi, baru setelah itu umumkan calon bersama dengan mitra koalisi,” tegasnya.
Sebelum tiba di Kota Tasikmalaya, Bupati Purwakarta tersebut mengaku menelepon Bupati Kabupaten Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum. Komunikasi itu kata Dedi, merupakan hal yang biasa dia lakukan sama seperti yang dia lakukan kepada para tokoh lain di Jawa Barat sejak lama.
“Sebelum kesini saya telepon Pak Uu dulu, sudah biasa komunikasi sejak lama. Kita kan begitu, tidak membedakan dari partai mana pun, yang penting komunikasi jalan terus,” tutur salah satu kader terbaik Nahdhatul Ulama tersebut.
Bupati yang dikenal aktif memperjuangkan nilai toleransi ala Gus Dur itu pun ternyata memiliki kesan mendalam terhadap sosok Uu Ruzhanul Ulum. Kata Dedi, Uu merupakan sosok yang berani karena menjadi tokoh pertama yang mendeklarasikan diri maju di Pilgub Jawa Barat.
Meski begitu, pihaknya masih belum dapat bicara lebih banyak terkait wacara duet Demul – Uu yang diwacanakan oleh beberapa kalangan. Dedi masih istiqomah melakukan pembenahan internal partai sebelum membicarakan agenda politik di Jawa Barat.
“Pak Uu itu berani, tidak ada yang seberani beliau. Begitu dilantik di Gedung Sate, langsung deklarasi. Artinya, ada semangat yang tinggi dalam diri beliau dan patut dihormati oleh semua pihak. Tetapi, sekali lagi, kita bicara dulu koalisi partai, cerita rumahnya dulu, baru orangnya,” pungkas Dedi.(trg/ris)