Beranda Regional Dedi Mulyadi Anggap Survei Internal Prabowo-Sandiaga Sebagai ‘Warning”

Dedi Mulyadi Anggap Survei Internal Prabowo-Sandiaga Sebagai ‘Warning”

PURWAKARTA, TVBERITA.CO.ID- Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf Amin Jawa Barat Dedi Mulyadi menganggap klaim hasil survei Calon Wakil Presiden RI nomor urut 02 Sandiaga Uno sebagai sebuah peringatan keras untuk Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin.

“Artinya warning agar kami tidak boleh terlena dan harus kerja keras,” kata Dedi Mulyadi di Purwakarta, Senin (4/2/2019).

Dedi menambahkan, TKN tidak perlu membantah hasil survei yang dikeluarkan oleh lembaga survei mana pun.

“Ngapain harus dibantah. Itu, kan, pendapat dan pemahaman akademis mereka, kami hargai. Tetapi, itu warning bagi kami untuk bekerja keras. Dan saya yakin dengan bekerja keras kami bisa meraih apa yang kami harapkan,” ujar Dedi Mulyadi.

Meski hasil survei tersebut menunjukkan kenaikan positif secara elektabilitas dari pasangan Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga, Dedi optimistis pada akhirnya hasil tersebut akan berubah drastis mendekati hari pencoblosan.

“Namanya juga politik, saling klaim sudah biasa, tapi sejarah menunjukkan bagaimana dulu hitungan cepatnya dan klaim dari lembaga surveinya. Pada akhirnya tidak bisa dibuktikan dari sisi ilmiah dan yang menang siapa,” ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno mengklaim, selisih elektabilitas dirinya dan Capres Prabowo Subianto tidak lebih dari 10 persen dibanding pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Sandiaga berpegang pada survei internal pihaknya yang menunjukkan elektabilitas Prabowo-Sandi sudah melampaui 40 persen.

“Selisih sudah single digit. Tapi kami mesti kerja keras. Kami sudah lewat 40 persen dan single digit,” ujar Sandiaga di Media Center Prabowo-Sandiaga, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (31/1/2019).

Saat ditanyai tanggapannya ihwal survei Lingkaran Survei Indonesia Denny JA (LSI) yang menyebut elektabilitas Jokowi-Ma’ruf 54,8 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 31 persen usai debat pertama, ia mengaku tidak mengetahuinya.

Ia mengatakan, pihaknya mengedepankan hasil survei internal untuk menggodok strategi ke depan. Karena itu, pihaknya tak pernah merilis survei internal mereka.

Berdasarkan survei internal, kata dia, usai debat justru massa mengambang semakin banyak.

“Teman-teman bisa lihat survei mana. Kami syukur alhamdullilah bisa jadi tambahan masukan. Tapi survei ini ada yang untuk menggiring opini, ada yang untuk membangun strategi. Survei internal kami tidak akan kami rilis karena untuk membangun strategi. Dan terbukti efektif,” ujar dia.

“Dan menarik dari hasil debat pertama. Jumlah undecided voters semakin besar. Fenomena yang kami pelajari betul,” ucap dia.(KB)