
KARAWANG – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menyindir para pengembang perumahan yang kerap mempromosikan hunian dengan jargon aman dan nyaman, namun justru kerap menjadi langganan banjir.
Menurutnya, tata ruang yang tidak tertata dengan baik menjadi penyebab utama perumahan baru justru menjadi sumber musibah.
“Karena dibangun di pesawahan, sistem irigasinya tidak benar, drainasenya tidak benar. Dulu teriaknya aman dan nyaman bagi keluarga, giliran banjir teriak ‘Kang Dedi banjir, Kang Dedi’,” ujar Dedi dalam sambutan pada Sosialisasi kredit program perumahan dan penguatan ekosistem perumahan di Aula Husni Hamid Pemda Karawang, Senin (27/10).
KDM—sapaan akrab Dedi Mulyadi—menekankan, pembangunan perumahan harus dirancang menyeluruh dengan memperhatikan ketahanan lingkungan, pengelolaan sampah, serta penyediaan fasilitas umum, pendidikan dan jaringan air yang memadai.
Ia juga mengingatkan dampak banjir bukan hanya kerusakan fisik, tetapi bisa menjerumuskan warga ke dalam jurang kemiskinan baru.
“Rumah sangat sederhana, punya kasur dari kredit, punya kompor dari kredit, punya TV dari kredit, lemari es dari kredit. Kena banjir? Hancur. Kreditnya tetap harus dibayar, perkakasnya rusak, utangnya naik lagi,” tegasnya.
Selain itu, KDM menyoroti pembangunan perumahan harus memberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat. Mulai dari tumbuhnya kontraktor lokal, tukang bangunan, sopir angkutan bahan, toko bangunan, hingga warung-warung kecil di sekitar kawasan perumahan.








