
KARAWANG – Dies Natalis Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) 2024 dinilai tak menghormati sejarah kampus. Hal ini disampaikan oleh Dosen Senior Unsika, Sonny Hersona pada Minggu, 6 Oktober 2024.
Secara khusus, kritik ini Sonny lontarkan pada pimpinan Unsika beserta jajaran, terutama bagi orang-orang yang merasa dekat dengan rektor. Menurutnya, orang-orang yang ia sebutkan terbilang abai akan peran dan keberadaan pendiri Unsika.
Dalam hal ini, ia menyoroti agenda kunjungan ke makam Singaperbangsa di rangkaian giat Dies Natalis. Sonny menyayangkan, karena tak ada agenda yang menyertakan kunjungan ke makam para pendiri Unsika terdahulu, seperti Opon yang merupakan sosok penting dalam sejarah berdirinya kampus Unsika.
Baca juga: Malam Rakyat Gembira Jelang Pilkada 2024 Bareng KPJ, PWI dan KPU Karawang
“Enggak masalah berziarah ke makam Singaperbangsa, tapi seharusnya ada juga penghormatan ke makam para pendiri. Ini kan Dies Natalis, momen yang seharusnya mengingatkan kita pada sejarah kampus, tapi yang terjadi malah sekadar seremonial,” ujarnya.
Idealnya, lanjut dia, Dies Natalis ini menjadi momentum bagi pimpinan-pimpinan Unsika untuk memperkenalkan sejarah kepada seluruh civitas akademika.
Melalui kritik ini, ia ingin menekankan betapa pentingnya kampus memperkenalkan sejarah, agar seluruh civitas akademik khususnya mahasiswa, tak kehilangan pengetahuan akan sejarah kampusnya sendiri.
Sebab menurutnya, pemahaman akan sejarah bisa mendorong seluruh elemen kampus untuk saling menjaga keharmonisan dan dapat mempererat hubungan antara mahasiswa dengan Universitas, bahkan masyarakat.
“Berapa banyak orang sekarang yang tahu siapa pendiri Unsika, bagaimana universitas ini berdiri dan untuk apa? Nilai-nilai sejarah ini mulai memudar, bahkan bisa hilang,” tegasnya.







