Beranda Headline Dihantui Sesar Cugenang, 9 Desa di Cianjur Harus Pindah

Dihantui Sesar Cugenang, 9 Desa di Cianjur Harus Pindah

Desa cianjur pindah
Ilustrasi gempa bumi di Kabupaten Cianjur. (Istimewa)

TVBERITA.CO.ID – Sembilan desa di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur direkomendasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk pindah pemukiman.

Pasalnya, sembilan desa tersebut dilewati Sesar Cugenang, patahan baru yang ditemukan BMKG usai gempa magnitudo M5,6 mengguncang Cianjur pada 21 November lalu.

Sesar Cugenang membentang kurang lebih 9 kilometer dan melewati sekitar sembilan desa. Dari wilayah tersebut, delapan desa termasuk Kecamatan Cugenang. Yaitu Desa Ciherang, Desa Ciputri, Cibeureum, Nyalindung, Mangunkerta, Sarampad, Cibulakan, dan Desa Benjot. Sedangkan satu desa Nagrak berada di wilayah Kecamatan Cianjur.

Baca juga: Sharp Indonesia Bangun Sanitasi Bagi Korban Gempa Cianjur

“Pemicu gempa Cianjur Magnitudo 5,6 pada 21 November 2022 lalu adalah patahan atau Sesar Cugenang. Ini adalah sesar yang baru teridentifikasi dalam survei yang dilakukan BMKG,” ungkap Dwikorita dikutip dari CNBCIndonesia, Rabu (14/12/2022).

Analisis tersebut terdiri atas focal mechanism dan sebaran titik gempa-gempa susulan, analisis citra satelit dan foto udara, serta survei lapangan secara detail oleh BMKG terhadap pola sebaran dan karakteristik surface rupture (retakan/rekahan permukaan tanah). Termasuk sebaran titik longsor, kelurusan morfologi, dan pola sebaran kerusakan bangunan.

Karena aktif, BMKG mengimbau pemerintah setempat melakukan relokasi pemukiman warga.

Dengan begitu, jika terjadi lagi gempa bumi di titik yang sama tidak ada korban jiwa maupun kerugian materil.

“Karena Sesar Cugenang adalah sesar aktif, rentan kembali mengalami pergeseran atau deformasi, getaran dan kerusakan lahan, serta bangunan. Area sepanjang patahan harus dikosongkan dari permukiman, sehingga jika terjadi gempabumi kembali di titik yang sama, tidak ada korban jiwa maupun kerugian materil,” kata Dwikorita.

Namun ternyata, tak hanya Sesar Cugenang. Di Jawa Barat (Jabar), ada 6 sesar lagi yang dilaporkan masih aktif sehingga perlu mewaspadai potensi gempa.

Keenam sesar lain yang masih aktif itu adalah:

1. Sesar Cimandiri

Sesar Cimandiri merupakan patahan tertua jika berdasarkan umur kapur, dengan jalur berarah timur laut – barat daya dari Teluk Pelabuhan Ratu, Lembah Cimandiri, Cipatat – Rajamandala, Gunung Tangkuban Parahu – Burangrang, hingga ke Subang.

Adapun untuk jenis sesar ini adalah mendatar hingga oblique atau miring.

Baca juga: RSKP Karawang Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Gempa Cianjur

Berdasarkan historisnya, sesar ini pernah aktif dan memicu gempa bumi di Cianjur pada tahun 1844 dan tahun 1982, Padalarang pada tahun 1910, dan di Sukabumi pada tahun 2020.

2. Sesar Baribis

Sesar ini merupakan patahan utama di utara Jawa Barat, yang membentang dari Majalengka, Kuningan, Subang Selatan, hingga Purwakarta.

Panjang dari Sesar Baribis diperkirakan sekitar 100 kilometer, dan teridentifikasi sebagai jenis patahan naik dengan slip rate 1 milimiter per tahun.

Untuk diketahui, Sesar ini merupakan salah satu Sesar aktif yang memiliki ancaman besar untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya.

3. Sesar Cipamingkis

Sesar Cipamingkis yang berada di wilayah timur Sukabumi dan wilayah barat Cianjur memiliki arah jalur dari barat daya ke timur laut.

Jika dilihat historisnya, Sesar ini pernah memicu puluhan gempa bumi dengan kekuatan relative sangat kecil pada tahun 2018 silam.

Baca juga: ASN Karawang Galang Dana, Bantu Korban Gempa Cianjur Senilai Rp 295 Juta

4. Sesar Gersela

Sesar Garut Selatan atau Sesar Gersela merupakan sesar aktif yang memanjang dari Selatan Garut hingga ke Selatan Bandung, sepanjang 42 kilometer.

Sesar ini terbagi dalam dua segmen, yaitu segmen Rakutai dan segmen Kencana. Namun, diketahui kedua segmen tersebut sama-sama aktif.

Adapun aktivitas gempa yang terjadi pada zona ini dominan memiliki mekanisme sumber patahan geser atau strike slip.

5. Sesar Citarik

Sesar Citarik yang membentang membelah Jawa Barat dari selatan sampai utara, mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu, antara Gunung Salak – Pangrango, Bogor, Jonggol, dan berujung di Bekasi.

Adapun aktivitas sesar ini masih aktif setidaknya sampai 2021 kemarin. BMKG mencatat pada 10 November 2019 terjadi gempa magnitudo 3,2, pusat gempa berada di Bekasi, lalu pada 4 Januari 2021 terjadi gempa dengan magnitudo 2,4, pusat gempa terjadi di Jonggol.

6. Sesar Lembang

Sesar Lembang merupakan Sesar yang aktif sepanjang sekitar 30 kilometer di utara Kota Bandung dengan jalur yang memanjang dari Cimahi, Lembang, dan Kota Bandung.

Adapun diketahui, Sesar Lembang setiap tahunnya aktif dan bergeser antara 3-5 milimeter. Jenis Sesar ini bergerak dengan pola geser ke kiri atau sinistral. Namun, di sejumlah titik ada yang berbelok dengan pola gerak menjadi naik atau thrusting.

Sesar Lembang diketahui merupakan terusan dari ujung utara Sesar Cimandiri. Gawir dari Sesar Lembang tampak terlihat dengan jelas di daerah Cibodas, sekitar 3 kilometer ke arah timur dari Maribaya, dan terdapat beberapa bidang yang step fault atau menangga.

Secara historis, Sesar ini telah menyebabkan dua gempa besar, yaitu pada abad ke-60 Sm dan abad ke-15. Adapun gempa bumi kecil juga pernah terjadi di wilayah Bandung pada tahun 2011,2017, dan 2021. (red)