Beranda Regional Dilarang Ikut Ujian Gegara Nunggak, Ratusan Mahasiswa UBP Demo Rektorat

Dilarang Ikut Ujian Gegara Nunggak, Ratusan Mahasiswa UBP Demo Rektorat

Ratusan mahasiswa Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung rektorat, Selasa (15/6). Aksi tersebut, lantaran kebijakan kampus yang melarang mahasiswanya ikut ujian karena tunggakan biaya kuliah.

Wakil Presiden Mahasiswa, Rangga Wijaya di tengah orasinya menyampaikan, aksi protes ini berangkat dari kekecewaan para mahasiswa atas kebijakan kampus yang dirasa memberatkan.

Oleh karenanya, mahasiswa menuntut keadilan kepada pihak rektorat, agar yang memiliki tunggakan tetap bisa mengikuti ujian.

“Seharusnya pihak rektorat punya rasa keadilan tanpa harus menambah beban kami dengan uang senilai 1 juta sebagai penangguhan biaya perkuliahan,” pungkas Rangga.

Sementara, rektor UBP Karawang melalui Dekan FH, Deri Guntara menyesalkan atas aksi demo yang dilakukan para mahasiswa.

Dijelaskannya, pihak kampus telah menerapkan sesuai aturan yang berlaku. Bahkan, jika ditotal, tunggakan mahasiswa saat ini mencapai Rp23 Miliar.

“Semua sudah diatur oleh aturan kampus, masalah tunggakan juga kerap kita tolerir secara manusiawi,” tuturnya.

Bahkan disebutkannya, sebagian mahasiswa aksi rupanya bukan tak mampu membayar uang kuliah tunggal (UKT).

“Yang lebih mengecewakannya lagi, beberapa orang tua mahasiswa mengakui sudah memberikan uang UKT-nya, tapi data di kampus nyatanya masih tercatat menunggak,” katanya.

Lanjut Deri, jika mereka (mahasiswa) menuntut hak untuk pendidikan, kewajibannya juga harus diselesaikan.

“Kalau memang menuntut hak, ya kewajibannya juga harus dipenuhi, bukan malah membuat kisruh. Terlebih jika aturan kampus kita terapkan seutuhnya, yang menunggak sampai puluhan juta sudah pasti dikeluarkan,” terangnya.

Terkait jaminan penangguhan satu juta, sambung Deri, jika mahasiswa merasa keberatan, ia meminta agar diselesaikan langsung lewat orangtuanya.

“Kalau memang tidak mampu silakan bawa orang tuanya ke kami,” pungkasnya. (kie)