KARAWANG, TVBERITA.CO.ID- Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang membantah kabar soal Tearysa (10 thn), bocah Sekolah Dasar (SD) meninggal setelah melakukan imunisasi difteri di sekolahnya SDN Kedawung I, Kecamatan Lemah Abang, Karawang, Jawa Barat pada sabtu lalu oleh Puskesmas Kecamatan Lemahabang.
Karena menurut Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Karawang, Sri Sugihartati panas dan diare yang diderita Tearysa bukan karena efek samping vaksin difteri.”Bisa saja panas disebabkan oleh diare,” bantahnya.
Sri menerangkan, Tearysa saat dibawa ke rumah sakit, kondisi suhu tubuhnya sudah panas sekitar 39 derajat, dengan kesadaran menurun, serta turgornya tidak bagus.
“Di situ sementara dokter mendiagnosis bahwa si anak menderita sepsis atau diare akut, dan dehidrasi,” jelasnya kepada Koran Berita (Grup Tvberita.co.id), Senin (15/1/2018).
Sehingga pihaknya, tidak bisa memberikan diagnosis bahwa meninggalnya Tearysa karena vaksin difteri. Sebab pada hari Minggunya Tearsya sudah diare dan panas.
Bahkan, Sri mengungkapkan, Dinas Kesehatan mendapatkan informasi bahwa Tearysa sebelumnya memakan seblak.
Ketika disinggung, apakah ada keterkaitan penyebab meninggalnya Tearsya setelah memakan seblak kemudian divaksin, Sri kembali membantah.
“Vaksin dan seblak tidak ada hubungannya. Kalau seblak ada hubungannya dengan diare,bisa jadi karena terlalu pedas,”tandasnya.
Diterangkannya, vaksin yang diberikan secara tetes memang ada efek samping yaitu berak-berak. Akan tetapi Vaksin Difteri diberikan dengan cara suntik, maka tidak ada efek samping.
“Karena memang vaksin difteri ini tidak ada efek samping. Kami memang tidak memberikan obat, sehingga kalo terjadi panas atau diare kemungkinan ada infeksi lain. Namun bukan karena vaksin,”paparnya.
Meski demikian, tambah Sri, saat ini Dinas Kesehatan sudah melaporkan rekam medis Tearsya ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS ) Bandung untuk kemudian diteliti lebih lanjut dan masih menunggu hasil laporan dari RSHS Bandung.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tearysa (10), warga Dusun Lampiran 2, Desa Kedawung, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang, meninggal dunia diduga setelah divaksin difteri di sekolahnya.
Menurut Ayah Tearysa, Sardi, putrinya mendapat imunisasi yang dilakukan petugas Puskesmas Lemahabang di sekolahnya, SDN Kedawung 1.
Yang kemudian Tearysa mengalami demam tinggi, Sehingga Sardi kemudian langsung membawanya ke Puskesmas Lemahabang. Akan tetapi karena pihak Puskesmas Lemahabang tidak sanggup dan menyarankan Tearysa untuk dirujuk ke RSUD Karawang. Dan, Setelah mendapat perawatan selama 24 jam, nyawa Tearsya tidak dapat tertolong. (cr2/ds)