Beranda Regional Diperiksa, Ada Grup WA Anak SMP Isinya Porno

Diperiksa, Ada Grup WA Anak SMP Isinya Porno

KARAWANG, TVBERITA.CO.ID- Pornografi kini menjadi momok bagi orangtua. Karena pornografi berdampak negatif bagi anak-anak terutama pelajar.

Peran serta orangtua, lingkungan, masyarakat dan pemerintah baik pusat maupun daerah menjadi kunci utama agar anak tidak terjerat dalam pornografi, atau menjadi korban pornografi. Melihat hal itu, Komunitas Media Online Indonesia (Komodo) menggelar Diskusi Publik dengan mengusung tema “Darurat Pornografi Sasar Kalangan Pelajar Bekasi” di Facetime Coffee, Perumnas 3 Bekasi Timur-Kota Bekasi, Jumat (9/11) malam.

Dalam diskusi tersebut dihadiri Ketua KPAD Kota Bekasi, Aris Setiawan, Ketua KPAD Kabupaten Bekasi, Muhamad Rajak, Pengamat Pendidikan Unisma, Dr. Dyah Yuli Sugiarti, dan Pemerhati Perempuan dan Anak, Nur Azizah Tamhid.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Kota Bekasi, Aris Setiawan mengatakan, pornografi di kalangan anak-anak dapat mendegradasikan moral anak bangsa sebagai agen perubahan. Menghantuinya pornografi dikalangan anak-anak, kata Aris, tidak terlepas dari media sosial (medsos). Ia menuturkan, sepanjang tahun 2018 hingga bulan Oktober, ada 43 kejahatan seksual.

60 persen konten pornografi dipengaruhi melalui medsos. “Kini Indonesia bagian pertama pengakses dan pengunduh tayangan pornografi,” ucap Aris. Teknologi dan informasi menurutnya seperti dua mata pisau, bila digunakan secara positif akan berguna dengan baik dan sebaliknya. Kekerasan terhadap anak sendiri, lanjutnya, hampir 52 persen dilakukan orang terdekat, sungguh hal ini membuatnya miris.

“Akhlak dan moral sebagai benteng, keluarga lingkungan dan masyarakat harus ikut berperan. Perlindungan anak itu tugas kita bersama, bukan hanya tugas satu atau dua institusi saja,” tegasnya. “Pesan dari kami generasi masa kini itu digitalnatif, berikan kebebasan berekspresi, medos sebagai pembelajaran namun harus diawasi,”sambungnya.

Di tempat yang sama, Komisioner Bidang Kesehatan dan Narkoba Kabupaten Bekasi, Muh Rojak menjelaskan, kasus pornografi adalah persoalan yang sangat serius. Apalagi di Kabupaten Bekasi pernah ada kasus grup whatsapp (WA) anak SMP yang ternyata didalam grup itu berisi konten pornografi seperti vidio porno, dan ajakan untuk melakukan mesum sesama anggota grup dengan lawan jenisnya.

Ia mengatakan, dari 24 pelajar yang menjadi anggota grup, 3 pindah sekolah, satu mengundurkan diri dan 20 orang dalam pengawasan guru BK. Ke 24 anggota itu berisikan 10 siswi dan 14 siswa. Kejadian ini menjadi suatu kekhawatiran bagi pihaknya dan juga orangtua, bahkan pemerintah. Oleh itu, pornografi dinilainya sama seperti narkoba.

“Pornografi lebih sadis pengaruhnya dari narkoba. Pornografi itu narkoba lewat mata,”ucapnya. Ia senada dengan Aris, untuk pornografi perlu peran serta masyarakat. Karena itu, pihaknya sedang mendorong kasus-kasus pornografi seperti di sekolah, rumah, lingkungan masyarakat dan warnet.

“Di sekolah ada aturan sekolah. Rumah oleh orangtua dan di masyarakat tidak adanya aturan. Kita dorong perdes untuk aturan (di masyarakat) RT, RW dan Kades berperan. Kalau pemerintah mengintervensi, anak kita yang akan jadi korban,” bebernya.(cr3/ds)