Beranda Regional Disebut Tak Berani Operasi Bayi Atresia Bilier Karena Biaya, Ini Kata RS

Disebut Tak Berani Operasi Bayi Atresia Bilier Karena Biaya, Ini Kata RS

SURABAYA, TVBERITA.CO.ID -Mohammad Adan Fahrezi harus menjalani operasi karena lahir dengan atresia bilier, sebuah penyakit hati langka yang hanya bisa diatasi dengan transplantasi atau cangkok organ.

 

Namun operasi itu disebut memakan banyak biaya, yaitu mencapai Rp 1,5 miliar. RSUD Dr Soetomo pun disebut tak berani menggelar operasi tersebut.

Hal ini ditepis oleh pihak rumah sakit. RSUD Dr Soetomo tetap akan menggelar operasi cangkok hati yang dibutuhkan bocah berusia 11 bulan tersebut.

“Tidak benar jika ditolak. Kalau di RSU Dr Soetomo, kalau pasien itu dibiayai oleh BPJS berapapun biayanya pasti ditangani. Bukan hal yang sulit bagi kami karena mengikuti prosedur yang ada dengan BPJS,” ujar Kasi Yanmed RSU Dr Soetomo dr Tri Wahyu saat jumpa wartawan, Rabu (25/7/2018).

Untuk menangani Adan, Tri mengatakan pihaknya membentuk tim yang terdiri atas beberapa dokter. Hal ini dilakukan agar proses operasi dan penyembuhan ini bisa lebih optimal.

“Dalam menanganani ini, kami membentuk tim, yang terdiri dari dokter anak, dokter bedah anak, dokter spesialis bedah anak, kemudian dibantu dokter masalah mikro, kemudian ada dokter anestesi anak dan ada dokter lain yang sifatnya menunjang misalnya dari patologi, radiologi dan yang lainnya,” paparnya.

Tim dokter inilah yang akan mendiskusikan bagaimana langkah awal yang tepat dalam menangani penyakit langka tersebut. Dari data yang ada, penyakit ini hanya menyerang 1 dari 18.000 bayi yang lahir.

“Anak ini akan kita diskusikan untuk menentukan langkah selanjutnya. Memang kasus ini tidak mudah, atresia bilier tidak sering, jarang sekali juga tidak, namun kasusnya cukup jarang,” ungkap Tri.

Akan tetapi untuk saat ini Tri belum dapat menyampaikan bagaimana penanganan awal pada anak tersebut.

“Saya belum bisa menyampaikan. Hari ini tim sedang mendiskusikan di bidangnya masing-masing. Besok mereka akan ketemu dan diskusi lagi. Langkah medisnya apa, tergantung dari hasil diskusi tim,” lanjutnya.

Ditanya seberapa penting cangkok hati untuk balita ini, Tri mengungkapkan satu-satunya solusi untuk penyakit atresia bilier adalah melalui cangkok hati. Sementara untuk proses penanganannya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua bulan.

“Iya, kalau memang itu atresia bilier terapi utamanya adalah cangkok hati. Oleh karena itu kalau cangkok hati akan ditangani tim cangkok hati RSU dr Soetomo. Yang sudah-sudah ya memang membutuhkan waktu yang cukup lama sebulan dua bulan,” ungkapnya.

Tri mengatakan kendala dari hal ini biasanya ada pada pendonor yang sulit dicari. Selain itu, tingkatan penyakit dan timing operasi akan memengaruhi proses penyembuhan.

Namun untuk sementara, Tri dapat melaporkan jika kondisi vital bayi ini cukup baik. Hanya saja tim dokter masih berupaya untuk meningkatkan kondisi bayi ini agar optimal.

“Laporan sementara kondisi sekarang vital sainsnya masih stabil meski tidak optimal dan kita kondisikan supaya optimal,” tutupnya.(detik/kb)