KARAWANG – Dosen dan mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) menggandeng kelompok Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) memperkenalkan produk kreatif dari olahan limbah cangkang rajungan.
Olahan limbah tersebut disulap menjadi produk kuliner khas Karawang yaitu; Mie Caruka dan Keripik Tempe Basiah.
Pada Jumat, (5/9) dosen dan mahasiswa Unsika menggelar sosialisasi pembuatan produk unggulan kelompok Pekka Kabupaten Karawang di Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon.
Baca juga: Sambangi Regional 2, LLDIKTI 4 Percepat Karir Dosen dan Layanan PTS di UBP Karawang
Giat tersebut merupakan rangkaian dari pengabdian kepada masyarakat yang mengusung tema “Pemberdayaan kelompok Pekka Karawang melalui pengembangan Produk Unggulan Berbasis Kearifan Lokal”.
Pelaksanaan kegiatannya melibatkan mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang, dengan peserta ibu-ibu anggota PEKKA di Kabupaten Karawang.
Ketua Tim kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) sekaligus dosen Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian Unsika, Fatimah Azzahra sangat mendukung kegiatan positif ini. Menurutnya giat ini sangat sesuai dengan makna sustainable development atau pembangunan berkelanjutan.
Baca juga: Pemkab Purwakarta Gelar Pelatihan Hygiene Sanitasi untuk Dukung Program MBG
Kegiatan ini, kata dia, secara langsung mengandung makna SDGs yaitu peningkatan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan.
“Saya harap kegiatan ini dapat bermanfaat khususnya bagi para ibu-ibu, karena ibu-ibu lah yang paling dekat dalam urusan makanan, ketersediaan lauk yang bergizi tinggi, mudah didapatkan dan harganya juga terjangkau,” pintanya.

Selain itu, kegiatan ini juga bermanfaat dalam pengelolaan lingkungan dalam hal ini adalah pemanfaatan limbah. Mie caruka dan keripik tempe basiah menjadi produk makanan ringan yang menjadi oleh-oleh khas Karawang.
“Diharapkan produk ini terus berkembang dan memberikan dampak ekonomi bagi ibu-ibu kelompok Pekka dan masyarakat di Kabupaten Karawang,” ujarnya.
Limbah cangkang rajungan sendiri, banyak ditemukan di Desa Sukajaya yang berdekatan dengan laut. Limbah ini biasanya dibuang atau diolah kembali karena limbah cangkang rajungan mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi dengan presentase kadar air (10,16%), kadar abu (56,10%), lemak (2,88%), protein (12,90%), kalsium (10,12 mg/100gr) dan fosfor (2,67 mg/100gr).
Baca juga: Realisasi Pupuk Subsidi di Karawang Baru 82 Persen, Bupati Aep Dorong Pengawasan Diperketat
Selama ini limbah cangkang rajungan diolah menjadi tepung cangkang rajungan, namun belum menjadi produk yang memiliki nilai jual. Selain limbah cangkang rajungan, tempe basiah juga merupakan produk unggulan kelompok pekka.
Bahan tempenya berasal dari biji trembesi yang diolah, tempe tesebut juga diharapkan dapat menjadi alternatif makanan sehat, bergizi dan enak.
Kegiatan tersebut didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia melalui skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat Tahun Anggaran 2025.
Sesuai dengan Gerakan “Diktisaintek Berdampak” kegiatan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif dalam pemberdayaan dan kemandirian perempuan di Desa, khususnya di Kabupaten Karawang. (*)














