KARAWANG – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang menggelar seminar hari kesehatan reproduksi, bahas penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan fisik, proses penuaan dan kesehatan kulit.
Seminar tersebut diikuti oleh peserta dari unsur penyuluh KB hingga tenaga kesehatan, dan penyelenggara mengundang beberapa narasumber yakni Direktur RSUD Karawang, dr. Andri Sariful Alam, Sp.OT, MARS, dokter kulit Karawang, dr. Nadia Indah Alvita, dkt Trainer Indonesia RSUD Cibinong, dr. Avicena Muhammad Iqbal, Sp. OG, MARS dan Ketua PC IBI Karawang, Siti Komarianingsih, S.ST.M.Kes.
Para peserta disuguhkan materi dan informasi seputar efek samping kontrasepsi hormonal, faktor pengaruh terjadinya efek samping hingga cara mengatasi.
Baca juga: Gandeng RS Rosela, DPPKB Karawang Beri Layanan KB MOW Gratis
“Kami ingin mengajak seluruh tim di bidang kesehatan terutamanya, untuk sama-sama memperhatikan persoalan kesehatan reproduksi. Ini penting kita sosialisasikan, termasuk ke penyuluh KB,” ujar Kepala DPPKB Karawang, Sofiah di Hotel Swiss Bellin Karawang pada Kamis, 24 Oktober 2024.
Ia menekankan, kesehatan reproduksi perlu dijaga, terutama oleh perempuan atau laki-laki dalam usia subur. Sebab, kesehatan reproduksi yang dijaga serempak, dapat mendorong keluarga di Indonesia melahirkan anak-anak yang sehat.
Selain itu, Sofiah mengajak keluarga-keluarga di Kabupaten Karawang untuk merencanakan kehamilan secara bijak dengan mengikuti program KB.
“Jadi perlu digarisbawahi, KB (Keluarga Berencana) itu merencanakan kehamilan bukan menghentikan kehamilan,” tegasnya.
Sementara itu, Dokter Kandungan RSUD Cibinong, dr. Avicena Muhammad Iqbal Sp.OG, MARS memaparkan, kontrasepsi atau KB hormonal adalah salah satu cara bagi akseptor untuk menunda kehamilan. Meskipun begitu, lanjut dia, para akseptor juga harus memperhatikan bahwa KB hormonal memiliki efek samping tertentu yang bisa diatasi.
Baca juga: Komunitas Baca di Karawang Siapkan Program Perpus Kuda, Sasar Anak-anak di Desa Terpencil
“Efeknya itu ke berat badan, kulit (aging), terus masalah kesehatan kulit seperti jerawat, pusing, terus flek mens bisa berturut-turut atau bahkan gak flek sama sekali. Tapi, jika dilakukan dengan teratur, dibantu oleh tenaga profesional dan akseptor teredukasi dengan baik, maka efek samping yang terjadi bisa dihindari,” paparnya.
Ia menyarankan, bagi akseptor yang merasakan gejala efek samping, bisa langsung mengunjungi dokter untuk melakukan konsultasi. Selain itu, pengguna KB hormonal juga sangat perlu memperhatikan pola hidup sehat, hingga penjagaan kesehatan kulit.
“Kalo misal efek terjadi, pertamakali harus konsul ke dokter kandungan. Apa faktornya dan bagaimana mengatasinya. Sebab sebetulnya, efek samping ini gak mesti terjadi. Efeknya tergantung personal,” tutupnya. (*)