KARAWANG, TVBERITA.CO.ID- Distribusi beras sejahtera (rastra) terus menuai kritik. Selain membuat pemerintah desa dilema, juga kualitas beras dianggap kurang bagus sehingga banyak dikeluhkan.
“Mentang-mentang gratis berasnya kok seperti ini, kuning dan banyak menirnya,”ungkap Salah seorang Anggota Dewan, Fraksi Gerindra, Asep Juhri, ketika ditemui di Desa Lemahsubur, tengah menyaksikan distribusi beras tersebut, Senin (19/02).
Menurutnya, kualitas beras seperti itu sangat tidak layak untuk dikonsumsi. Selain itu tidak sesuai takaran. Dimana perbandingan beras yang bagus dengan menir lebih banyak menirnya, bahkan hampir kebanyakan menirnya.
“Ya seharusnya walaupun gratis berasnya harus yang bagus, tidak jelek seperti ini,” Ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Lemahsubur, Kecamatan Tempuran, Furkon mengatakan, pembagian beras ini dilakukan dengan cara pemerataan. Pasalnya jika tidak dilakukan demikian maka akan membuat gejolak di masyarakat.
“Beras tersebut hanya kali ini saja turun, untuk selanjutnya tidak akan ada lagi beras raskin atau rastra,” terang Furkon.
Dirinya juga mengungkapkan, untuk selanjutnya pembagian beras ini akan dilakukan secara non tunai. Dimana si penerima akan langsung mendapatkan kartu untuk pembelian beras tersebut. Kondisi tersebut akan menjadi masalah baru bagi pemerintah desa. Pasalnya tidak semua daftar penerima manfaat (DPM) mendapatkan semua, namun hanya sebagian yang mendapatkan.
“Kalau menurut saya kalau mau dihilangkan ya hilangkan saja. Jangan sebagian mendapatkan dan sebagian lagi tidak. Hal itu akan mengundang reaksi di masyarakat,”keluhnya.(cr3/ds)
