KARAWANG, TVBERITA.CO.ID- Panen padi di Karawang melimpah, kendati di waktu yang biasanya paceklik. Seperti yang terlihat di Dusun Kedung Asem, Desa Srikamulyan, Kecamatan Tirtajaya.
Para petani memanen padi di areal sawah seluas 300 hektar yang dikelola beberapa kelompok tani (Poktan), antara lain Tani Harapan dengan anggota 104 orang, Mekarsari 112 anggota dan Permata Tani 98 anggota.
Ketiga poktan yang tergabung di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Srimulya bersama 5 poktan lainnya, sudah melakukan panen sejak 14 Desember 2017 lalu. Sementara luas tanaman padi yang telah dipanen baru sekitar 15-20 persen dari total padi yang siap dipanen, sehingga sisa yang belum dipanen sekitar 240 hektar.
“Kami sudah melakukan panen beberapa hari ini, dan akan terus panen sampai 10 hari kedepan,” ujar H. Narim, Ketua Potan Tani Harapan saat ditemui dilokasi panen, Minggu (17/12).
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi bersama Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini yang menyaksikan langsung prosesi panen tersebut, sangat gembira dengan apa yang dicapai para petani di Karawang. Karena pada bulan Desember musim-musim sebelumnya, dikenal masa-masa paceklik.
“Kita bisa melihat sendiri, ternyata areal persawahan yang dipanen dan siap panen masih banyak. Sekarang bisa kita saksikan sendiri, di sini tidak ada paceklik,” kata Agung.
Sementara itu, Banun yang juga penanggung jawab program Upsus Pajale Provinsi Jawa Barat mengatakan, banyaknya hamparan padi yang menguning menunjukan masih banyak daerah yang saat ini melakukan panen.
“Dari panen ini kita melihat langsung, tidak hanya di areal persawahan yang siap panen, juga di gudang-gudang dan tempat-tempat penggilingan gabah petani,” ujar Banun yang juga sempat mengunjungi beberapa gudang dan tempat penggilingan padi bersama rombongan.
Panen padi yang saat ini dapat dilihat di Karawang, menunjukan pemerintah masih banyak memiliki stok gabah atau beras untuk memenuhi konsumsi masyarakat. Karena sejauh ini pasokan beras cukup dan harganya relatif stabil.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Karawang, Hanafi Chaniago mengatakan, tahun 2017 luas panen di Karawang mencapai 160.983 hektar, dengan produktivitas rata-rata 6,89 ton per hektar sehingga total produksi mencapai 1.1 juta ton.
“Dengan jumlah penduduk Karawang sebanyak 2,3 juta jiwa, dan kebutuhan beras mencapai 187.000 ton per tahun, kami masih surplus 508.215 ton,” katanya.
Hanafi menambahkan, terjaminnya produksi padi Kabupaten Karawang, karena sinergitas pemerintah pusat dan daerah yang benar-benar memperhatikan dengan serius produksi padi, untuk menjamin peningkatan produksi. Misalnya untuk mengantisipasi dampak paceklik, pemerintah telah menyalurkan bantuan cukup banyak ke petani, seperti pompa air, traktor dan benih berkualias, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, embung dan lainnya.
“Pendampingan dan terjun ke lapangan masif dilakukan, untuk memantau perkembangan tanaman. Jadi proses produksi berjalan lancar,” katanya.
Hal itu dibenarkan petani desa Srikamulyan, H. Ita yang mengaku perhatian dari pemerintah benar-benar dirasakan manfaatnya. Bantuan yang diterima antara lain berupa pompa air, transplanter dan traktor. Dengan bantuan tersebut, membuat tanaman padi berhasil dipanen dengan hasil 7 ton per hektar.
“Dulu ketika musim paceklik seperti ini, produktivitasnya hanya 4,5 ton per hektar. Namun setelah ada program pemerintah, hasil panen menjadi lebih bagus,” katanya.
Berdasarkan data Kementan, luas tanam padi secara nasional pada Juli-September 2017 mencapai 1,0-1,1 juta hektar per bulan. Naik dua kali lipat dari tahun lalu sebelum ada program Upsus yang hanya 500 ribu hektar per bulan.
Total panen padi di bulan Desember 2017 ini seluas 1,1 juta hektar dengan hasil mencapai 6 juta ton GKG atau 3 juta ton beras. Produksi ini mampu memenuhi kebutuhan konsumsi beras nasional 2,6 juta ton dan berarti surplus 0,4 juta ton.
Peningkatan luas tanam musim kering Juli-September naik dua kali lipat, merupakan solusi permanen dari dampak program Upsus Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang telah menyelesaikan rehabilitasi jaringan irigasi tersier 3,4 juta hektar atau 113 persen, pembangunan 2.278 unit embung/dam parit/ long storage.
Serta perluasan dan optimasi lahan 1,08 juta hektar, pengembangan lahan rawa 367 ribu hektar, mekanisasi dengan bantuan alsintan traktor, pompa, rice transplanter, combine harvester 284.436 unit naik 2.175 persen dari tahun 2014. Kemudian, bantuan benih 12,1 juta hektar, pupuk bersubsidi 27,64 juta ton serta asuransi usaha tani padi 1,2 juta hektar. (put/ds)