KARAWANG – Para petani garam di Kabupaten Karawang menyulap lahannya menjadi tambak ikan. Hal itu menyusul sulitnya produksi garam akibat cuaca buruk.
Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, Abuh Bukhori menjelaskan, hujan deras disertai angin kencang yang terjadi belakangan ini membuat petani garam harus memutar otak agar mampu bertahan.
Pasalnya, proses pembuatan garam memerlukan air laut, panas matahari dan angin untuk membentuk kristalisasi. Sehingga tidak memungkinkan diproduksi di tengah cuaca ekstrem.
“Garam hanya bisa diproduksi saat musim kemarau, karena proses pembuatannya memanfaatkan air laut kemudian panas matahari dan angin,” katanya, Selasa (10/1).
Baca juga: Program Karawang Cerdas Dinilai Tebang Pilih, Minim Sasar Siswa Sekolah Swasta
Kendati demikian, saat musim kemarau pun produksi garam tidak terlalu masif lantaran harganya menurun.
Hal itu membuat petani memilih tak memproduksi garam. Sebagai gantinya mereka menyulap lahannya menjadi tempat budidaya ikan.
“Ketika harga garam saat musim kemarau pun para petani tidak produksi, tambak garam dijadikan untuk budidaya ikan bandeng,” ujarnya.
Produksi garam capai 200 ribu ton
Ia menambahkan, pada tahun sebelumnya produksi garam di Kabupaten Karawang mencapai 200 ribu ton. Jumlah akan meningkat pada saat harga pasar kian meningkat pula.
Baca juga: Jumlah Penduduk Capai 2,4 Juta Jiwa, Karawang Masih Kekurangan 30 Puskesmas Baru
Dikatakannya, hasil produksi saat ini masih dimanfaatkan untuk proses pemindangan ikan. Hasilnya telah dikirim ke beberapa wilayah di Jawa Barat, selain itu pengiriman pun telah diperluas hingga ke Tangerang.
“Pertama petani garam akan semangat ketika harga pasar bagus dan produksi tahun sebelumnya di atas 200 ribu ton per tahun. Garam kita diserap untuk masyarakat lokal dan dijual ke beberapa kota di Jawa Barat dan Tangerang,” ungkapnya. (*)