Beranda Regional Geger Semburan Air Berpasir Setinggi 30 Meter, Banyak Dimanfaatkan Warga

Geger Semburan Air Berpasir Setinggi 30 Meter, Banyak Dimanfaatkan Warga

NGAWI, TVBERITA.CO.ID -Munculnya semburan air bercampur pasir di Ngawi menjadi berkah bagi petani. Air yang mengalir liar ini dimanfaatkan menggarap sawah mereka yang ditanami padi dan jagung.

 “Ini saya sedang mencangkul buat ditanam padi. Mumpung ada air semburan melimpah ini. Lumayan gratis pak,” kata seorang petani warga Desa Sidolaju Budin (50) kepada wartawan dengan wajah sumringah, Rabu (7/8/2018).

Biasanya untuk mengerjakan pengairan sawahnya, kata Budin, dilakukan pembayaran sistem tarif per jam. Untuk pengairan, petani setiap jam harus membayar Rp 20 ribu kepada pemilik mesin pompa air untuk jasa pengairan.

“Biasanya sistem bagi hasil panen, ada juga sistem bayar per jam Rp 20 ribu. Ini mumpung melimpah, saya panggil jasa bajak. Kalau saya, bantu mencangkul, merapikan pinggiran sawah saja,” tuturnya.

Petani lain yang mendapat berkah semburan air yakni, Lamiyo (45). Dirinya saat ini membutuhkan air untuk mengairi tanaman jagung. Air semburan itu hanya berjarak 10 meter dari tanaman jagungnya.

“Kebetulan ini waktunya pengairan tanamun jagung saya. Lumayan gratis biasanya dihitung per jam bayarnya Rp 20 ribu,” tambahnya.

Baca Juga : Semburan Air Disertai Gas Setinggi 30 Meter Gegerkan Warga Di Ngawi

Sementara Kepala Desa (Kades) Sidolaju Wagi Supriyono menuturkan di sekitar semburan air yang muncul tersebut ada sekitar 45 petani mengerjakan sawah. Dari 45 petani itu biasanya mengandalkan jasa pengairan.

“Sekitar sini saja ada sekitar 45 petani yang menggarap sawah biasanya mengandalkan jasa sistem bayar per jam. Jadi ini sementara air yang mengalir dimanfaatkan,” tambah kades.

Dari pantauan detikcom di sekitar lokasi semburan air berpasir setinggi 30 meter itu terdapat petani yang menanam jagung dan padi. Di sebelah sisi selatan semburan, terdapat tanaman pohon jati.

Lokasi semburan air bercampur pasir itu berada di 100 meter selatan ruas tol Ngawi-Mantingan yang belum selesai pembangunannya. Tepatnya di KM 563+600 Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Ngawi.

Jauh sebelum semburan air dan lumpur ini muncul, di lokasi yang sama pernah terjadi peristiwa serupa pada 2013. Kala itu, yang menyembur bukan air dan lumpur, melainkan gas.(detik/kb)