KARAWANG – Sejumlah mahasiswa di Karawang, Jawa Barat merespons positif kebijakan Kementerian Pendidikan Budaya, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) tentang skripsi tak lagi diwajibkan jadi syarat kelulusan.
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) misalnya, ia mengaku lebih setuju tugas akhir berbentuk projek dibanding skripsi.
Sebab saat ini, ia sudah tergambar ingin membuat projek tugas akhir berbentuk aplikasi.
Baca juga: Mahasiswa Tak Wajib Skripsi untuk Lulus, Rektor UBP Karawang: Sudah Kami Terapkan Sejak 2020
“Tertarik nyoba jalur baru, meskipun dari pihak kampus belum menjelaskan regulasinya. Tapi tetep ikut kebijakan kampus, karena sekarang juga masih ada matkul skripsi,” ungkapnya kepada tvberita.co.id pada Kamis, 7 September 2023.
Mahasiswa Program Studi PPKN Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang, Muhammad Taupik juga turut memberikan tanggapan positif mengenai kebijakan ini.
Bahkan di UBP sendiri, para mahasiswanya sudah menerapkan metode ini sebelum kebijakan terbaru ramai menjadi sorotan.
Menurutnya, tidak ada perbedaan dari segi penggarapan skripsi dan non skripsi. Karena keduanya memiliki tahap danm regulasi pengajuan yang sama.
“Aku sendiri setuju kak. Karena di UBP sebelum ada statement dari pak Nadim, kita sudah nerapin. Temen-temen angkatan 2019 juga sudah banyak yang lulus lewat jalur non skripsi,” ujarnya.
Baca juga: Kemenag Karawang Curhat Kekurangan Penghulu: Banyak yang Pensiun, Kewalahan saat Musim Nikah
Ahmad Burhanuddin, Mahasiswa Karawang di Institut Pesantren KH Abdul Chalim juga memberikan pernyataan serupa.
Menurutnya, penerapan tugas akhir non skripsi lebih menantang dan memberikan kebebasan bagi para mahasiswa seluruh Indonesia untuk berinovasi.
“Ini bentuk dari merdeka belajar kalo menurut saya. Karena kita dibebasin untuk berinovasi apapun yang hasilnya lebih nyata dan bermanfaat,” pungkasnya. (*)