Beranda Regional Guru ASN Tak Berada di Sekolah, Kepala BKPSDM Panggil Kepsek

Guru ASN Tak Berada di Sekolah, Kepala BKPSDM Panggil Kepsek

PURWAKARTA-Tiga dari lima guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di SDN 3 Sukamukti UPTD Kecamatan Maniis Purwakarta didapati tidak ada di sekolah pada saat jam kerja.

Hal ini diketahui langsung oleh Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Purwakarta, Asep Supriatna saat melakukan kunjungan ke sekolah tersebut, Selasa. (2/2)

Asep hanya mendapati dua orang guru ASN yang sedang piket mengajar. Padahal jam kerja mengajar harusnya masih berlangsung.

Salah satu guru, Iip Syarif Hidayat saat ditanyai Asep, mengaku mendapat informasi jika rekan kerjanya ada keperluan masing-masing.

Guru kelas empat di sekolah itu, menurut Iip sedang mengikuti rapat di Korwil Maniis. Sementara Kepala Sekolahnya sedang sakit dan satu guru yang berstatus masih CPNS asal Garut pulang kampung karena ada kerabatnya yang meninggal dunia.

Tak hanya sampai disitu, Asep pun meminta keterangan dari tiga orang siswa berbeda kelas yang ditemui di rumahnya masing-masing.

Tak disangka, tiga siswa yang ditemui ditempat berbeda itu, dua diantaranya kompak menjawab jika selama ini proses belajar mengajar, baik metode daring via online maupun Guru Nguriling atau Gurling, sama sekali tidak dilakukan oleh guru kelasnya.

“Nya, paling dipasihan tugas wungkul pa. Tugas di buku weh, diajar di bumi. Teuaya guru. Kadang ku mamah diajarna. (Ya, cuma diberi tugas aja pak. Tugas di buku, belajar di rumah, tidak ada guru ke rumah. Diajarkannya sama mamah),”ungkap siswa dengan nada sama.

Tetapi penjelasan berbeda disampaikan oleh salah satu siswi kelas enam. Menurut siswi ini, guru kelasnya malah sangat aktif mengajar baik online maupun gurling.

Mendengar penjelasan siswa tersebut, Asep berencana akan mengundang pihak sekolah ke kantornya pada Rabu besok.

Asep ingin mendengarkan penjelasan pihak sekolah, sehingga informasi yang didapatkannya utuh.

“Ya sanksi itu urusan belakangan. Kita ingin pastikan dulu keterangan dari pihak sekolah. Makanya besok kita panggil. Biar informasinya utuh, tidak satu pihak,”jelas Asep saat ditanya Sanksi apa yang akan diberikannya jika kejadian itu berlangsung sejak awal diberlakukannya pembelajaran jarak jauh.

Asep pun mengilustrasikan jika daerah terluar Purwakarta, secara umum memiliki hambatan yang sama. Selain masalah kepemilikan smartphone dan sinyal yang kurang kuat, juga hal klasik adalah kondisi geografis rumah peserta didik dengan sekolah yang cukup jauh.

Seperti halnya SDN 3 Sukamukti ini, desa terluar di Kecamatan Maniis ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur. Jaraknya lebih dari 10 kilometer menuju pusat kecamatan dengan rute jalan yang menantang dan lebih banyak melewati hutan. (trg/sha)