
KARAWANG – Video yang menampilkan sejumlah remaja putri di Karawang, Jawa Barat terlibat baku hantam di tengah jalan viral di media sosial.
Dari video yang beredar, terlihat ada enam remaja putri berkelahi satu lawan satu. Salah satu dari mereka bahkan sampai terperosok ke area pesawahan akibat dijatuhkan lawannya.
Di sisi lain, teman-teman mereka yang menonton aksi tersebut nampak asyik merekam momen tersebut dengan ponselnya masing-masing.
Dikenal siswi bermasalah
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karawang, Yanto, menyebut kasus perkelahian itu terjadi di Desa Medan Karya, Kecamatan Tirtajaya pada Kamis (16/1) sore.
Baca juga: Ramai Dugaan Pungli di SMKN 1 Tirtamulya Karawang: Ijazah Ditahan Sebelum Bayar
Para remaja putri tersebut merupakan pelajar perempuan dari tiga SMP berbeda di wilayah Tirtajaya.
Pihaknya mengaku sudah turun tangan dan memanggil masing-masing orang tua siswi tersebut untuk dilakukan pembinaan. “Sudah kita panggil dengan orang tuanya masing-masing,” kata Yanto, Senin (20/1).
Dia bilang sejumlah siswi tersebut juga memang dikenal bermasalah. “Memang ada beberapa pelajar yang sebelumnya juga bermasalah,” ujarnya.
Baca juga: Dua Anak Punk di Karawang Tewas Usai Nenggak Alkohol Medis 70 Persen
Adapun terkait sanksi, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah.
“Kita serahkan seluruhnya kepada pihak sekolah untuk sanksi dan kita tidak bisa mengintervensi. Tapi kita berharap apapun keputusannya itu yang terbaik untuk mereka, dan menjadi pembelajaran untuk mereka,” tandasnya.
Dipicu saling ledek pacar

Terpisah, Kepala SMPN 1 Tirtajaya, Dedi Kurnia mengakui dua siswinya terlibat dalam perkelahian tersebut. Kedua siswi tersebut duduk di kelas 9.
“Iya betul, kejadian Kamis minggu lalu. Mereka sudah kita kumpulkan di sekolah bersama orang tuanya,” kata Dedi.
Baca juga: Awal 2025, Sudah Ada 186.397 Warga Karawang Gunakan IKD
Dia menjelaskan, aksi perkelahian itu dipicu urusan asmara. Mereka saling olok hingga akhirnya membuat janji untuk saling baku hantam.
“Motifnya biasa anak remaja masalah pacar. Mereka saling olok dan akhirnya ketemuan di pinggir jalan,” terangnya.
Dedi mengaku kasus perkelahian yang melibatkan dua siswi tersebut bukan yang pertama. Sebelumnya, keduanya juga sempat dijatuhi sanksi pembinaan di pondok pesantren selama satu bulan atas kasus yang sama.
“Mereka sudah yang kedua kalinya. Kasus yang pertama diberi sanksi pembinaan masuk pesantren selama satu bulan, tapi untuk yang baru ini belum diputuskan dan menunggu hasil keputusan dewan guru,” tandasnya. (*)