
KARAWANG – Peringati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025, cara unik diterapkan Bank Sampah Latanza Cikampek Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Perhari ini, Rabu (26/2) Bank Sampah Latanza mengajak anak-anak PAUD Teratai IV untuk mengumpulkan sampah dari lingkungan sekitar. Sampah yang berhasil diperoleh, kemudian bisa ditukar dengan tumbler (wadah minuman).
Direktur Bank Sampah Latanza, Iis Sugianti menyampaikan, cara ini digunakan sebagai salah satu bentuk sosialisasi kepada anak usia dini, terkait betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Baca juga: Catat, Ini Kalender Pendidikan PAUD, SD dan SMP di Karawang Selama Puasa Ramadan
Selain itu, kata dia, momen HPSN 2025 menjadi pengingat terhadap tragedi longsor sampah di Leuwigajah, Kota Cimahi, Bandung pada Februari 2005 silam. Tragedi tersebut kerap dikenal sebagai Bandung Lautan Sampah, yang bahkan menyapu dua pemukiman; Kampung Cilimus dan Kampung Pojok.
“Dimana kita mengingatkan kepada seluruh manusia di muka bumi ini, pernah ada kejadian longsor sampah di Leuwigajah yang menelan banyak korban,” ungkapnya kepada tvberita.
Maka dari itu, Bank Sampah Latanza bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karawang berkolaborasi untuk mengingatkan, betapa sampah begitu berdampak bagi kehidupan masyarakat.
Baca juga: Volume Sampah Karawang Diprediksi Naik Jadi 1.300 Ton per Hari Selama Ramadan
Ia menjelaskan, rangkaian kegiatan telah dilaksanakan sejak Jumat, (21/2) dan puncaknya berlangsung hari ini. “Kita ke beberapa sekolah juga di Cilamaya, ke Al-Azhar juga, tapi seremoninya di sini di tempat sampah Latanza,” paparnya.
“Semua manusia itu penghasil sampah, cuman kita edukasi ke yang sejak dini. Ada 250 tumbler minuman yang kita siapkan untuk mereka membarter dengan sampah,” jelasnya.
Kepada puluhan siswa PAUD beserta orang tuanya, Bank Sampah Latanza mensosialisasikan, bahwa pihaknya menyediakan program pembayaran SPP sekolah dengan sistem menabung sampah.
Baca juga: Ribuan Honorer Gelisah Belum Diangkat PPPK, Pemkab Karawang Tetap Perjuangkan, tapi…
“Jadi ibu-ibu nabung sampahnya kesini, setelah cukup nominalnya kita bayarkan ke sekolah, karena kita sudah berkolaborasi. Untuk nominal uangnya, kita punya daftar list harga jadi harganya berbeda-beda tiap item,” jelasnya.
Iis berharap, melalui program barter sampah ini masyarakat bisa terdorong untuk menjaga lingkungan sekitar. Selain itu, masyarakat juga bisa belajar untuk bijak memilah-milah sampah.