Beranda Regional “Jika Ingin Menangkan Jokowi, Calon dari PDIP Harus Menang Pilkada Serentak 2018”

“Jika Ingin Menangkan Jokowi, Calon dari PDIP Harus Menang Pilkada Serentak 2018”

MAUMERE, TVBERITA.CO.ID- Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya terus menggaungkan gerakan simultan dalam upaya memenangkan pilkada serentak 2018 di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hasto menyebut, dari unsur pimpinan pusat partai hingga pengurus inti daerah di NTT, diperintahkan bergerak ke seluruh wilayah demi memenangkannya.

“Jika ingin memenangkan Pak Jokowi di Pilpres 2019, maka calon dari PDI Perjuangan harus menang di pilkada serentak 2018,” kata Hasto kepada ribuan orang peserta konsolidasi pemenangan pilkada serentak NTT 2018, di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sikka, Flores NTT, Jumat (9/2/2018).

Untuk itu kata Hasto, ia diperintahkan oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri untuk menggalang konsolidasi pemenangan di tiga wilayah sejak 9-11 Februari 2018 besok.

Berawal dari Kabupaten Sikka, perjalanan akan dilanjutkan ke Kota Kupang, lalu ke Tambolaka di Kabupaten Sumba Barat Daya.

Di sisi lain, para pengurus daerah yang dipimpin oleh Ketua DPD PDI Perjuangan NTT, Frans Lebu Raya, berjalan ke wilayah Timor Tengah Utara, Manggarai Barat, Flores Timur, hingga ke Adonara (Flores Timur).

Frans yang berjalan bersama bakal calon Wakil Bub Emi Nomleni, singgah juga di Kabupaten Sikka untuk mengikuti konsolidasi yang dipimpin Hasto, yang didampingi Ketua DPP PDIP sekaligus Korwil Pemenangan NTT, Andreas Hugo Pareira.

Di dalam konsolidasi yang digelar di depan kantor DPC PDI Perjuangan Sikka, Hasto menjelaskan arti penting memenangkan pilkada serentak NTT 2018. Baik bagi kemajuan Indonesia, NTT, dan partai.

Dia juga menyampaikan sejumlah kisah dialog Megawati dan Jokowi soal NTT, hingga pesan Megawati untuk memenangkan Pilgub NTT. Dikatakannya, dengan merebut kekuasaan di pemilu maupun pilkada, adalah cara PDI Perjuangan menyejahterakan rakyat.

“Dengan mengusung pasangan Alex-Stef di Pilbup Sikka, serta Marianus-Nomleni di Pilkada Provinsi, begitulah cara PDIP, kekuasaan harus punya orientasi membebaskan rakyat miskin dari kemiskinan,” kata Hasto.

Di tempat yang sama, Andreas Hugo Pareira menyampaikan bahwa dari sisi sejarah, NTT memiliki arti penting bagi PDI Perjuangan.

Flores adalah basis Partai Katolik, sedangkan Timor adalah basis PNI serta Parkindo. Mereka lalu bergabung dan menjadi PDI Perjuangan, sehingga NTT adalah basis.

“Dari sisi akar kesejarahan partai yang kuat di NTT, maka itu pesan khusus ibu ketua umum, kita harus rebut dan menangkan NTT,” kata Andreas.

Sementara itu Frans Lebu Raya menyebut pasangan Marianus Sae-Emilia Nomleni sebagai pasangan ‘Marhaen’.

‘Marhaen’ itu sebagai singkatan nama keduanya sekaligus peneguhan bahwa keduanya mengusung ideologi marhaen dan kerakyatan.

Frans Lebu Raya menegaskan bahwa, tak boleh lagi ada yang berpangku tangan dalam pemenangan pilkada NTT, khususnya pemilihan gubernur.

Semuanya harus bekerja dan berkeliling untuk memastikan rakyat memilihnya saat pemungutan suara.

“Kita berkumpul hari ini membangun komitmen memenangkan pasangan ini di wilayah masing-masing. Paket bupati-wakil bupati juga bekerja untuk pemenangan gubernur. Mesti disinergikan, saling mendukung satu dengan yang lain,” ujarnya.

Diingatkannya, tak boleh lagi ada kekecewaan dan yang berduka agar pemenangan pasangan ‘Marhaen’ bisa berjalan maksimal.

Katanya, tak boleh ada yang cengeng dan mengutamakan egonya sendiri dengan tak mau bekerja untuk memenangkan pasangan itu.

“Terus berjuang, jangan mengeluh. Dengan keterbatasan yang kita miliki, kita harus semangat bekerja,” imbuhnya.

Frans pun meyakini bahwa sosok bakal calon gubernur Marianus Sae, yang dari kecil sudah susah hidupnya dan berjuang berat hingga mencapai posisinya saat ini, tentu akan memberikan perhatian untuk rakyatnya.

“Saya percaya orang yang hidupnya susah dari awal dan terus berjuang normal, sampai mendapatkan posisi tertentu, dia mesti akan memberi perhatian kepada rakyat. Makanya saya bilang, pasangan ini kita sebut Marhaen. Dan keberpihakan terhadap ideologi kerakyatan itu jelas,”kata gubernur NTT dua periode itu.(KB)