
KARAWANG – Ada yang berbeda pada Jumat (4/7) pagi di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Karawang. Suara riang anak-anak terdengar bersahutan, tawa mereka menyatu dengan doa-doa.
Hari itu, Kemenag Karawang menggelar Lebaran Yatim dan Difabel–sebuah acara sederhana yang membawa kehangatan.
Kepala Kemenag Karawang, Sopian, mengatakan kegiatan ini diselenggarakan lebih awal dari momentum 10 Muharam yang biasanya dijadikan hari istimewa untuk menyantuni anak yatim.
Baca juga: Kasus Mahasiswi Diperkosa-Dipaksa Nikah Bakal Diambil Alih Polres Karawang
“Seharusnya dilaksanakan 10 Muharam, tapi kami pilih lebih cepat. Hari Jumat kami nilai lebih barokah,” ujarnya.
Sebanyak 100 yatim dan difabel diundang untuk makan bersama. Tak ada panggung mewah, tak ada sorotan lampu. Tapi senyum para anak yatim dan difabel menjadi cahaya paling terang.

Sopian bilang, meski digelar secara sederhana, namun ia harapkan acara ini dapat mempererat hubungan antara Kemenag dan masyarakat, terutama kalangan dhuafa.
“Kami ingin menjalin silaturahmi yang lebih kuat dengan masyarakat, khususnya para yatim. Semoga kedekatan ini menjadi jalan untuk kebersamaan dunia dan akhirat,” lanjutnya.
Baca juga: Viral! Pria di Purwakarta Aniaya Anak Balita Gegara Ditolak Istri Pulang
Ia juga menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya meneladani ajaran agama, yakni mencintai dan menyayangi anak yatim.
“Jangan sampai kita termasuk dalam golongan yang menghardik anak yatim, seperti dalam ayat Fazalikallazi yadu’ul yatim. Justru sebaliknya, kita harus mencintai mereka,” katanya.
Acara ini juga dirangkaikan dengan kegiatan virtual (Zoom Meeting) bersama Kementerian Agama RI sebagai bagian dari sinergi program pusat dan daerah. (*)








