KARAWANG – Malam itu, suasana di Jalan Ir. H. Juanda Karawang tampak berbeda. Deretan lampu kendaraan perlahan melambat, satu per satu pengendara berhenti di sekitar Klenteng Bio Kwan Tee Koen. Mereka datang bukan sekadar melintas–mereka singgah untuk menikmati Karawang Kuliner Malam, atau yang akrab disebut K2M.
Di bawah cahaya lampion merah bergelantungan, pengunjung nampak larut dalam suasana. Ada yang berjalan santai menyusuri tenant kuliner, ada pula yang duduk santai sambil menyaksikan pertunjukan barongsai.
Kehangatan malam berpadu dengan aroma makanan menggoda, menciptakan suasana yang sulit ditinggalkan.
Baca juga: Sirkus Internasional Cirque de Luna Hadir di Resinda Park Mall Karawang
Suasana semacam ini hanya bisa ditemukan setiap Jumat dan Sabtu, mulai pukul 17.00 hingga 22.00 WIB. Tak heran jika banyak warga Karawang menjadikannya agenda rutin akhir pekan.

Ketua Paguyuban K2M, Diantika Permatasari Widagdho menjelaskan, K2M bukan sekadar tempat jajan malam. Lebih dari itu, K2M hadir sebagai destinasi heritage urban yang memadukan kuliner, budaya, dan ruang ekspresi bagi komunitas lokal.
“Di Karawang masih jarang ada ruang terbuka untuk komunitas berekspresi. K2M mencoba menjawab kebutuhan itu,” ujar Sinok–sapaan akrabnya–kepada tvberita, Sabtu (28/6/2025).
Saat ini ada sekitar 50 tenant yang bergabung di K2M, seluruhnya telah dikurasi oleh Dinas Koperasi dan UKM Karawang. Produk yang ditawarkan pun beragam, tak ada yang serupa, dan semuanya harus mewakili kekayaan rasa serta keberagaman Karawang.
“Kami tidak hanya menjual makanan. Kami menghadirkan kolaborasi, bukan kompetisi. Warga Karawang harus bangga dengan produk lokalnya,” tegas Sinok.
Baca juga: PMII Ultimatum Kejaksaan Karawang: Usut Tuntas Skandal Korupsi Rp 7,1 M Petrogas
Kuliner Menggerakkan Solidaritas
Lebih dari sekadar sajian rasa, K2M juga memupuk kepedulian. Pekan lalu, di tengah ramainya pengunjung, Paguyuban K2M menggalang donasi untuk korban kebakaran di kawasan Seroja, yang berada tak jauh dari klenteng.
“Alhamdulillah, antusiasmenya luar biasa. Pengunjung datang bukan hanya untuk makan, tapi juga berdonasi. Ada yang membawa baju layak pakai, peralatan dapur, beras, dan macam-macam lainnya,” ungkap Sinok.
K2M memang bukan sekadar kuliner malam. Ia adalah ruang hidup bagi semangat kolaborasi, budaya, dan kepedulian di tengah kota yang terus bergerak. (*)








