KARAWANG – Persoalan sampah di Kabupaten Karawang seakan tiada habis. Hampir di setiap wilayah Karawang, kerap ditemui pemandangan sampah yang meluber di tepi jalan. Parahnya lagi, tumpukan sampah tak jarang menghiasi saluran irigasi.
Keberadaan sampah memang hal yang lumrah. Sampah merupakan bagian dari peradaban manusia. Bagian dari aktivitas manusia. Hanya tantangan utamanya ialah, bagaimana pengelolaan sampah bisa berjalan dengan baik dan benar, sehingga tidak menimbulkan polusi dan emisi.
Setidaknya tantangan itu lah yang sedang dihadapi Bupati Karawang, Aep Syaepuloh. Aep bahkan sebelumnya sudah belajar ke Kabupaten Banyumas, daerah yang dikenal sukses menangani pengelolaan sampah.
Tujuannya jelas, ingin mewujudkan Karawang zero waste alias bebas sampah.
Baca juga: Komitmen Wujudkan Karawang Zero Waste, Bupati Aep Belajar Pengelolaan Sampah ke Banyumas
Teranyar, Aep juga mengundang langsung mantan Bupati Banyumas, Achmad Husein ke TPAS Jalupang untuk belajar mengelola sampah menjadi lebih ekonomis.
Disebutnya, kehadiran Achmad Husein ini untuk berbagi pengalaman dalam memilah sampah dengan menggunakan teknologi mesin sehingga bisa diolah menghasilkan paving, atap, bata, pupuk kompos serta biji plastik yang memiliki nilai ekonomi.
Aep akui ketertarikannya untuk mengadopsi metode pengelolaan sampah yang sama. Selain itu, ia juga menginginkan ada gambaran terkait nilai investasi yang harus disiapkan pemerintah untuk memuluskan program pengelolaan sampah di Karawang.
Baca juga: Di Karawang, Ruang Responsif Gender dan Ramah Anak Masih Minim
“InsyaAllah nanti kita akan manfaatkan sampah ini jadi lebih ekonomis. Bisa membantu perekonomian warga sekitar juga,” kata Aep.
Aep menjelaskan, di Banyumas, penyediaan hanggar atau tempat Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse and Recycle (TPS3R) menjadi salah satu langkah pengelolaan sampah yang sukses dilakukan.
Di dalam setiap hanggar disediakan mesin pemilah sampah manual (bag conveyor) dan mesin pencuci sampah plastik (gibrik).
Melalui alat-alat tersebut, Kelompok Sadaya Masyarakat (KSM) yang mengelola sampah akan mendapatkan penghasilan. Sumber penghasilan KSM berasal dari penjualan sampah high value, seperti plastik, kresek, plastik kemasan, botol plastik.
Gotong royong bersihkan sampah
Pada Rabu (13/3) kemarin, unsur TNI-Polri, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), PUPR serta unsur muspika membersihkan penumpukan sampah di Desa Gintungkerta Kecamatan Klari.
Tumpukan sampah di saluran air irigasi ini imbas dari kurang pedulinya sebagian masyarakat kita akan kebersihan lingkungan. Sebagian besar sampah merupakan limbah rumah tangga yang sengaja di buang ke irigasi.
Untuk mengatasi ini, Aep menyebut telah menerjunkan 4 unit dump truk, 2 berasal dari DLHK dan 2 dari Citarum Harum serta 1 unit alat berat backhoe dari PUPR.
“Timbunan sampah-sampah tersebut telah kami angkut dan bersihkan sejak Rabu kemarin dan berlangsung hingga hari ini nonstop mengingat intensitas hujan sudah semakin meninggi agar tidak menghambat laju air yang bisa mengakibatkan banjir,” katanya.
Kepada masyarakat, Aep mengimbau untuk tidak membuang sampah sembarang apalagi di sungai. Mengingat jika terjadi sumbatan, bisa mengakibatkan banjir yang bisa merugikan kita semua. (*)