Beranda Headline Kisah Aipda Dindin Sisihkan Gaji Demi Dirikan Madrasah Gratis untuk Anak Yatim...

Kisah Aipda Dindin Sisihkan Gaji Demi Dirikan Madrasah Gratis untuk Anak Yatim di Karawang

Kisah aipda dindin dirikan madrasah di karawang
Kesibukan Aipda Dindin mengajar di madrasah sebelum berangkat bertugas di Polres Karawang.

KARAWANG – Pagi itu, Aipda Dindin sudah bersiap-siap. Seragamnya rapi, sepatu hitamnya mengkilap, tanda bahwa tugas sebagai anggota Polri telah menantinya. Tapi sebelum berangkat, ada satu hal yang tak pernah ia lewatkan; mengajar di madrasah.

Aipda Dindin memang tidak hanya menjalankan tugas sebagai aparat penegak hukum, tetapi juga sebagai pendidik yang merintis madrasah dengan jerih payahnya sendiri.

Berawal dari sebuah pengajian kecil di rumahnya pada tahun 2008, kini madrasah yang ia bangun, MDTA Miftahul Ulum yang berlokasi di Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari, telah menjadi tempat belajar bagi 147 santri.

“Setiap pagi, saya sudah di madrasah dari jam 06.30 sampai 07.30 sebelum guru-guru lain datang. Terus sore dan malam, ada juga di rumah pengajian maghrib lah, kita mengajar sampai pukul 20.30,” ujar dia, Kamis (27/2).

Baca juga: Dedikasi Penyapu Jembatan Citarum di Karawang: Rela Tak Libur Meski Upah Cuma Rp 10 Ribu per Hari

Awal Mula: Dari Rumah ke Musala
Kisah aipda dindin dirikan madrasah di karawang
Kesibukan Aipda Dindin mengajar di madrasah sebelum berangkat bertugas di Polres Karawang.

Kepada tvberita, Dindin berkisah madrasah tempatnya mengajar semua bermula dari rumahnya. Kala itu, Dindin yang dibantu istrinya, membuka pengajian kecil untuk anak-anak sekitar.

Tak disangka, jumlah santri semakin bertambah. Rumahnya terasa sesak. Warga pun mulai ikut campur, tapi bukan untuk mengeluh, melainkan menawarkan sebuah ide.

“Ada warga yang datang ke rumah dan mengusulkan pembangunan musala. Saya diminta menjadi ketua panitianya,” kenang Din.

Dengan dukungan warga, musala akhirnya berdiri. Pengajian yang semula berlangsung di rumah pun berpindah ke sana.

Namun seiring waktu, kebutuhan akan pendidikan formal semakin mendesak. Pada tahun 2013, ia pun memutuskan untuk membangun madrasah.

“Kebetulan tanah yang digunakan untuk musala dan madrasah dari tanah fasum yg sudah mendapat izin penggunaannya dari pihak depelover,” jelasnya.

Baca juga: Kisah Mahasiswi di Karawang Rintis Bisnis Hijab saat Pandemi, Kini Jadi Miliarder

Sisihkan pembangunan dari gaji
Kisah aipda dindin dirikan madrasah di karawang
Kesibukan Aipda Dindin mengajar di madrasah sebelum berangkat bertugas di Polres Karawang.

Di tahun itu, Dindin mengandalkan dari sebagian gajinya untuk membiayai pembangunan madrasah. Pembangunan itu juga didukung dari beberapa warga yang ikut berpartisipasi dengan menyumbang seikhlasnya.

Tidak sekaligus jadi memang, tapi bertahap. Begitu ada rezeki, pondasi dibuat. Ketika ada dana lagi, tembok didirikan. Begitu seterusnya.

“Bukan seperti iuran tetap, tetapi lebih ke infak. Jika ada yang ingin membantu, kami terima,” ujarnya.

Saat ini, lembaga pendidikan setingkat SD itu memiliki empat kelas, dua di antaranya disekat dalam satu lokal bangunan, sementara dua lainnya masih memanfaatkan musala.

Gratiskan biaya bagi yatim dan piatu

Dia menyebutkan, MDTA Miftahul Ulum tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi rumah bagi anak-anak yatim dan dari keluarga kurang mampu. Mereka digratiskan hingga lulus sekolah.

“Kami bebaskan untuk biaya pendidikannya bagi mereka yang tidak mampu, dari awal hingga selesai pendidikan,” tegas Din.

Baca juga: Kerap Bikin Macet, Puluhan Bangunan Liar di Kawasan Gerbang Tol Karawang Timur Ditertibkan

Dindin memegang prinsip bahwa pendidikan harus bisa diakses oleh semua anak. Hal ini terbukti karena madrasah tersebut terus berjalan meski tanpa sokongan dana besar.

Dapat tanah wakaf dari Kapolres Karawang
Kisah aipda dindin dirikan madrasah di karawang
Kesibukan Aipda Dindin mengajar di madrasah sebelum berangkat bertugas di Polres Karawang.

Perjuangan Dindin membangun madrasah belakangan didengar Kapolres Karawang, AKBP Edwar Zulkarnain. Kapolres tertarik membantu pembangunan madrasah personel Jubar Polres Karawang tersebut.

Dindin sebetulnya mengaku cukup terkejut saat itu, namun ia meyakini ada tangan Tuhan yang bekerja di balik semua ini.

“Beliau (Kapolres) bertanya, ‘Din, ada sekolahan?’ Saya jawab, ‘Alhamdulillah ada, tapi masih terbatas.’ Dan kebetulan saat itu, dengan izin Allah, ada tetangga yang menawarkan tanahnya untuk perluasan madrasah. Beliau pun sangat mendukung dan bahkan bertanggung jawab penuh untuk pembeliannya,” kenang dia.

Kapolres Karawang akhirnya menyerahkan wakaf tanah seluas 270 meter persegi untuk pembangunan Madrasah Miftahul Ulum.

Baca juga: Geger Sampah Menumpuk di Irigasi Karanggelam, Camat Cikampek: Itu Sampah Kiriman

Dengan tambahan lahan ini, total luas madrasah mencapai 1.000 meter persegi. Edwar berharap perluasan lahan ini dapat menunjang fasilitas pendidikan bagi para santri.

“Kami berharap wakaf tanah ini dapat memberikan manfaat bagi generasi penerus, khususnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah Miftahul Ulum. Semoga dengan bertambahnya lahan ini, madrasah bisa semakin berkembang dan memberikan kenyamanan dalam proses belajar mengajar,” ujarnya.

Adapun Dindin, menyampaikan rasa terima kasihnya atas perhatian dan dukungan dari Kapolres Karawang beserta jajaran.

Dia berharap bantuan ini dapat mempercepat pembangunan ruang kelas dan fasilitas pendukung lainnya demi kenyamanan para santri dalam menuntut ilmu. (*)