
“Sejatinya Pancasila itu adalah philosophy of happiness. Pancasila sekarang asing, dianggap hanya kepentingan negara saja. Padahal di dalamnya ada civil religion, bagaimana kita menjadi masyarakat yang adil, beradab, bersatu tanpa tercerai-berai. Harusnya Pancasila dekat dengan kita,” terangnya.
Karena itu, ia mengapresiasi UBP Karawang yang telah menginisiasi mata kuliah jatidiri bangsa agar generasi muda tidak kehilangan identitas diri sebagai warga negara Indonesia. “Kegiatan ini bagus sekali, seminar kebangsaan yang dijadikan mata kuliah wajib. Saya turut bergembira dan mengapresiasi,” tuturnya.
Baca juga: Rakor Tata Ruang Jabar, Bupati Purwakarta Dukung Percepatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Sementara itu, Dr. Sidratakhata Muhtar, M.Si menambahkan, generasi muda saat ini mudah di hegemoni karena kesehariannya berfokus pada media sosial. Sehingga budaya asing hingga nilai-nilai radikal, mudah masuk dan mereka mudah terbawa arus.
“Kita mengalami krisis identitas, banyak anak muda kita yang malah ikut budaya Korea. Anak muda saat ini sangat mudah terhasut. Karena itu, kita harus berupaya menumbuhkannya kembali,” katanya.
Menurutnya, Kabupaten Karawang adalah salah satu wilayah yang berpotensi kehilangan identitas (budaya) karena pertumbuhan industri modern yang berkembang pesat. Sehingga ia menilai, mata kuliah jatidiri bangsa merupakan upaya yang tepat untuk memberikan pandangan kepada generasi muda agar tidak kehilangan jatidiri. (*)







