
KARAWANG – Perdana di Karawang, sebanyak 6.000 penari menampilkan Tari Kolosal Tutungkusan Karawang dalam rangka memperingati Hari Tari Dunia 2025 di Lapangan Villagio Sumarecon Karawang pada Sabtu, (3/5).
Acara ini diselenggarakan oleh Kesra Setda Karawang berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Karawang.
Kabag Kesra Setda Karawang, Irlan Suarlan menyampaikan, 6.000 penari yang dilibatkan berasal dari unsur masyarakat umum, guru-guru, pelajar tingkat PAUD, TK, SD, SMP, SMA, 26 sanggar, dan 200 lebih penari profesional.
Baca juga: Jembatan Perahu di Karawang Sudah Berdiri 15 Tahun, Kenapa Baru Disoal Sekarang?
“Ini event perdana dengan mengusung tema Karawang Maju Seni Lestari, untuk diwariskan ke generasi muda. Pada dasarnya ini adalah salah satu upaya pelestarian seni tari yang tak sekedar perayaan, tapi jadi cerminan masyarakat yang harmoni di Karawang,” ujarnya.

Wakil Bupati Karawang, Maslani menyampaikan, ribuan penari yang hadir menjadi bukti bahwa eksistensi seniman di Karawang itu ada.
Ia sangat mengapresiasi antusias masyarakat Karawang, karena menurutnya seni tari bukan sekadar gerak indah, tetapi merupakan budaya yang memiliki nilai-nilai luhur dan patut dilestarikan.
“Karawang harus berbangga diri karena punya banyak seniman hebat. Hari ini Karawang membuktikan dirinya sebagai rumah para seniman. Kami berkomitmen akan terus mendukung kegiatan seni, dan memastikan ruang kreativitas tetap hidup di Karawang,” tuturnya.
Baca juga: Kenalkan Kriya Tahan Api Anti Sobek Asal Karawang, Omzet Ratusan Juta per Bulan
Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Karawang, Waya Karmila menambahkan, tutungkusan merupakan sebuah lagu asli Karawang yang diciptakan oleh Maestro Apih Raida. Sementara aransemennya dibuat oleh Maestro Kendang, Abah Namin.
“Tutungkusan itu artinya pepernian atau pusaka Karawang. Jadi tutungkusan ini membuka kembali cengcelengan atau pusaka Karawang. Ini terbukti dengan 4 orang narasumber dari pembuat, komposer dan aransemen itu kami hadirkan. Diantaranya memang sudah melanglang buana, usianya ada yg lebih dari 92 tahun,” tambahnya.
Ribuan penari tersebut menari selama 8 jam dari mulai pukul 09.00 WIB. Tari kolosal tutungkusan sendiri ditampilkan secara kolosal pada acara puncak pukul 16.00 WIB sampai dengan selesai pukul 17.30 WIB. (*)